London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (20/6/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,25 persen atau 19,17 poin menjadi menetap di 7.569,31 poin.
Indeks FTSE 100 merosot 0,71 persen atau 54,24 poin menjadi 7.588,48 poin pada Senin (19/6/2023), setelah terkerek 0,19 persen atau 14,46 poin menjadi 7.642,72 poin pada Jumat (16/6/2023), dan bertambah 0,34 persen atau 25,52 poin menjadi 7.628,26 poin pada Kamis (15/6/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Baca juga: Saham Inggris setop reli panjang, indeks FTSE 100 melemah 0,71 persen
Diikuti oleh saham perusahaan pertambangan multinasional Inggris dengan kantor pusat di London, Anglo American PLC yang anjlok 4,01 persen; serta perusahaan induk perbankan dan asuransi Inggris yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia NatWest Group PLC tergelincir 2,93 persen.
Sementara itu, Rolls-Royce Holdings PLC, sebuah perusahaan industri kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris terangkat 2,08 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan peritel diskon barang dagangan umum yang menjual produk mulai dari elektronik hingga perlengkapan rumah tangga B&M European Value Retail SA meningkat 1,76 persen; serta perusahaan yang menyediakan jasa-jasa pos dan pengiriman International Distributions Services PLC menguat 1,57 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Saham Inggris berakhir melemah, indeks FTSE 100 tergerus 0,25 persen