Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat pertumbuhan ekonomi Maluku Utara triwulan III 2023 mencatatkan angka positif tumbuh 25,13 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara Aidil Adha di Ternate, Rabu menyebutkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 62,15 persen.
Ia menyebut pertumbuhan terjadi pada 15 lapangan usaha dan industri pengolahan tumbuh 51,02 persen serta pengadaan listrik dan gas 18,14 persen.
"Sementara, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang masih cukup berperan dalam perekonomian Maluku Utara mengalami pertumbuhan sebesar 4,49 persen," kata Aidil.
Bila dibandingkan dengan triwulan II yang pertumbuhannya sebesar 23,89 persen, maka pada triwulan III ekonomi Maluku Utara tumbuh sebesar 3,25 persen.
Pertumbuhan terjadi pada beberapa komponen pengeluaran dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto 10,99 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 5,15 persen dan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 1,04 persen.
Kemudian komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) dan komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga mengalami kontraksi masing-masing sebesar 1,47 persen dan 3,81 persen.
Sedangkan, komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran tumbuh sebesar 1,83 persen.
Sementara itu, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malut menyatakan, komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menjaga stabilitas nilai rupiah yang tercermin dari terjaganya tingkat inflasi dan stabilitas kurs.
Kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi Malut, Jeffri Putra mengatakan, pihaknya memiliki komitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Malut, sehingga peran UMKM yang harus didorong.
Menurut dia, UKM di Maluku Utara berpotensi untuk didorong agar bisa naik level dan UMKM binaan dari Bank Indonesia sendiri dibina untuk jangka panjang.
"Bahkan setiap tahunnya Bank Indonesia selalu membuat event besar yang bersifat nasional yakni Karya Kreatif Indonesia (KKI," kata dia.
"Sehingga, UMKM di Malut yang produknya itu levelnya menengah , jadi betul-betul dikembangkan produknya," kata dia.