Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota Ambon, Maluku menaikkan insentif kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dan bina keluarga balita (BKB) dari Rp100 ribu per orang per bulan menjadi Rp200 ribu mulai 2024.
"Setelah melakukan diskusi dengan tim anggaran Kota Ambon, maka disepakati di tahun 2024 akan ada kenaikan insentif kader posyandu sebagai bentuk apresiasi," kata Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena di Ambon, Senin.
Kenaikan insentif tersebut, katanya, untuk memotivasi kader posyandu agar bekerja lebih baik, terutama menangani stunting di daerah ini.
"Pemkot Ambon sangat menghargai kerja keras para kader, kami berharap melalui berbagai upaya yang dilakukan kapasitas para kader akan meningkat dan termotivasi konsisten bekerja menurunkan prevalensi stunting di Ambon, " Katanya.
Ia menyatakan tanggung jawab para kader untuk memastikan kualitas SDM generasi muda di Ambon baik, harus dimulai sejak bayi dalam kandungan ibu.
Selain itu, usia tumbuh kembang anak yakni usia 0-3 tahun merupakan usia ideal bagi orang tua dalam mengasuh karena dibutuhkan perhatian bukan hanya orang tua tetapi juga kader posyandu dan BKB.
"Para kader posyandu mendedikasikan diri untuk kepentingan besar menciptakan SDM generasi bangsa, jika tidak ada kader maka kita akan kesulitan, sehingga tugas ini juga harus dibarengi ketepatan dalam memberikan insentif bagi kader," katanya.
Penjabat Ketua TP PKK Kota Ambon Lisa Wattimena menjelaskan 1.600 kader posyandu dan BKB di Ambon setiap bulan menerima insentif.
"Jumlah insentif tidak sebanding dengan tugas para kader yang mendampingi tumbuh kembang anak di posyandu, sehingga atas dukungan Pak Penjabat Wali Kota maka di tahun depan insentif mengalami kenaikan," ujarnya.
Kader posyandu memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan yang menyentuh langsung kepada masyarakat, karena itu pemkot terus memberikan perhatian dan penguatan terhadap posyandu.
"Kehadiran para kader itu penting karena memang kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan terkait dengan ibu dan anak, tetapi juga terkait kekerdilan, angka kematian ibu, angka kematian bayi, bahkan angka kematian balita, merupakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelayanan posyandu," ujarnya.