Ambon (ANTARA) - Universitas Terbuka (UT) Ambon menyatakan penambahan 387 Base Transceiver Station (BTS) melalui program bakti Kominfo mempermudah kuliah daring di wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) di Maluku.
"Hal ini mempermudah pelaksanaan pendidikan jarak jauh dan pembelajaran daring yang sudah dilakukan oleh UT Ambon, untuk menjangkau mahasiswa di pelosok," kata Direktur UT Ambon Yuli Tirtariandi El Anshori di Ambon, Rabu.
Saat ini, ujarnya UT Ambon telah hadir di 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku, namun meski demikian masih ada daerah 3T yang belum merasakan akses pendidikan dari UT.
"UT Ambon akan terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk memperluas jangkauan pendidikan," katanya.
Yuli mengatakan meskipun belum semua desa memiliki akses internet, UT Ambon optimistis dapat mengatasi kendala tersebut dengan menggunakan modus lain sehingga masyarakat di daerah 3T juga dapat merasakan layanan pendidikan dari UT Ambon.
Apalagi Universitas Terbuka Ambon sendiri telah terakreditasi B oleh badan akreditasi perguruan tinggi serta memiliki 43 program studi. Dari 43 program studi tersebut 13 diantaranya sudah terakreditasi A.
Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Bakti Kominfo membangun hampir 5.000 Base Transceiver Station (BTS) 4G di daerah 3T. Program Bakti Kominfo dilakukan di 4.991 desa atau hampir 5.000 desa, 134 kabupaten dan 26 provinsi.
Program Bakti Kominfo paling banyak menyentuh Provinsi Papua Pegunungan sebanyak 618 BTS disusul kemudian dengan Papua Barat Daya sebanyak 596 BTS dan Kalimantan Barat sebanyak 553 BTS, sedangkan Maluku sendiri mendapat jatah 387 BTS.
UT Ambon: akui tambahan 387 BTS permudah sistem kuliah via daring di wilayah 3T
Rabu, 3 Januari 2024 20:22 WIB