Ambon (ANTARA) - Lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Ambon mengajak warga binaan untuk meningkatkan produktivitas selama menjalani masa tahanan dengan melakukan budidaya tanaman hidroponik.
"Kebun hidroponik ini sudah berjalan dalam beberapa bulan terakhir, yang dikerjakan oleh warga binaan bersama petugas Lapas," ujar Kepala Lapas Kelas IIA Ambon Mukhtar di Ambon, Minggu.
Hidroponik sendiri dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media.
Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi (unsur hara) setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik walaupun tidak menggunakan media tanah. Selain nutrisi unsur lain yang harus diperhatikan antara lain adalah kebutuhan oksigen, air dan sinar matahari.
Kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, efisiensi tenaga dan waktu, tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat ditanam dimana saja, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga, tidak mengenal musim dan lain-lain.
Mukhtar menjelaskan bahwa di Lapas Ambon sendiri terdapat dua kebun hidroponik yang bisa dikerjakan oleh para warga binaan.
Dalam kebun hidroponik tersebut ditanami bibit sayuran masyarakat seperti kangkung, sawi, hingga seledri.
Tanaman-tanaman tersebut nantinya dipanen untuk dipasarkan ke pasar tradisional terdekat dan dibagikan juga ke Lapas perempuan untuk selanjutnya diolah.
"Ini kemarin ada yang baru panen, langsung kami pasarkan untuk dijual murah," kata Mukhtar.
Tidak hanya itu, pihaknya juga menggelar pelatihan menanam menggunakan media hidroponik di lingkungan lapas yang diikuti oleh sekurang-kurangnya 20 warga binaan.
Mukhtar berharap dengan mengelola tanaman hidroponik tersebut para warga binaan bisa mengisi waktunya selama menjalani masa tahanan dengan kegiatan yang positif.
"Supaya para warga binaan juga mendapatkan bekal atau ilmu yang bermanfaat ketika bebas nanti," ucapnya.