Ambon (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku Saudah Tethol mengatakan, masalah sumber air baku menjadi kendala pelaksanaan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini.
"Kendalanya adalah sumber air baku hanya bersifat sesaat di waktu musim penghujan lalu tiba musim kemarau malahan sumber airnya menjadi kering," kata Saudah di Ambon, Senin.
Menurut dia, akibat kondisi sumber air yang tidak stabil seperti ini menyebabkan program Pamsimas di wilayah tersebut boleh dikatakan mengalami kegagalan.
Pamsimas merupakan salah satu program andalan pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.
Baca juga: Program Pamsimas atasi kebutuhan air bersih warga Pulau Ambon, patut diapresiasi
"Namun sayangnya program seperti ini tidak terlalu tepat dilaksanakan di wilayah Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara karena sumber air baku hanya stabil di saat musim hujan," ucap Saudah.
Untuk diketahui, Kabupaten Maluku Tenggara awalnya masuk dalam 10 besar program Pamsimas dari 108 daerah kabupaten dan kota di Indonesia dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah berupa Pamsimas Awards pada 2021.
Program Pamsimas menggunakan sumber anggaran dari APBN dan APBD kabupaten/kota, dan untuk Kabupaten Maluku Tenggara telah dilakukan pada 89 ohoi atau desa secara bertahap sejak Tahun 2014 hingga 2021.
Penghargaan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian PUPR dan Pemkab Malra, dimana pembiayaan program Pamsimas bersumber dari APBN dan APBD.
Baca juga: Proyek Pamsimas senilai ratusan juta di Gale-Gale mubazir