Ambon (ANTARA) - Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Pattimura melaksanakan patroli pengamanan di wilayah udara yuridiksi nasional Provinsi Maluku dengan mengerahkan dua pesawat yakni Super Tucano EMB-314 dengan tail number TT-3104 dan TT-3106.
“Provinsi Maluku yang terletak di dekat wilayah ALKI III sering menjadi wilayah masuk dari pesawat-pesawat asing yang datang dari luar untuk kemudian melintas masuk ke wilayah Indonesia, terutama memasuki wilayah-wilayah yang saat ini masih belum tercakup oleh radar-radar yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara,” kata Komandan Lanud Pattimura Kolonel Pnb Jhonson Henrico Simatupang dalam keterangan yang diterima di Ambon, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa Maluku sebagai provinsi kepulauan yang sebagian wilayahnya merupakan perairan dan lautan yang memiliki potensi sumber daya yang begitu besar tidak hanya potensi dari laut berupa sumber daya ikan yang melimpah tetapi juga merupakan wilayah yang kaya akan sumber minyak maupun gas.
“Hal ini menjadi banyak incaran dari pihak-pihak asing untuk dapat memetakan lokasi yang nanti akan disasar untuk dijadikan wilayah pengambilan sumber daya yang tersimpan di dalamnya. Hal ini juga akan bertolak belakang dengan kondisi rakyat Maluku yang masih belum bisa memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal guna membantu kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku,” ujarnya.
Oleh karena itu kata dia kehadiran pesawat tempur Super Tucano EMB-314 yang merupakan salah satu pesawat tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara yang diboyong dari pabrikan pesawat terbang Brazil bernama Embraer diharapkan dapat memaksimalkan patroli yang dilakukan itu.
Saat ini TNI Angkatan Udara mengoperasikan 16 Super Tucano EMB-314 sebagai pesawat tempur taktis dengan markasnya di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh Malang mulai tahun 2010 dan mulai tiba di tanah air pada tahun 2012.
Pesawat Super Tucano EMB-314 menggunakan kode ekor TT sebagai penanda pesawat tempur dengan kemampuan tempur taktis, yang mana Super Tucano menggunakan penggerak turbo propeller dan sudah digunakan oleh negara produsennya yakni Brazil sejak tahun 1992 dan telah digunakan lebih dari 15 negara di dunia.
“Selain itu Super Tucano diklaim sebagai salah satu pesawat yang memiliki dengan biaya operasional yang rendah serta mampu melaksanakan lepas landas dari landasan non-aspal yang pendek,” katanya.
Ia melanjutkan semua kecanggihan yang dimiliki oleh pesawat tempur itu, sangat dibutuhkan untuk kegiatan patroli pengamanan udara yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Udara di wilayah Provinsi Maluku termasuk di sekitar Pulau Ambon termasuk Lapangan terbang (Lapter) yang berada di bawah jajaran Pangkalan TNI AU Pattimura diantaranya Lapter Liang di pulau Ambon, Lapter Namlea di pulau Buru, Lapter Amahai di pulau Seram dan Lapter Moa.
Pelaksanaan patroli yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Udara di wilayah udara Provinsi Maluku sangat penting karena mengingat kondisi Provinsi Maluku yang sebagian besar merupakan perairan dan wilayahnya yang terpisah jauh membutuhkan sarana pengamatan yang cepat dan gesit dalam pelaksanaan tugasnya.
“Harapannya dari pengenalan lebih dekat terhadap alutsista yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara akan lebih meningkatkan rasa kebanggaan dan rasa cinta terhadap TNI Angkatan Udara pada khususnya dan TNI pada umumnya. Kebanggaan ini akan menjadikan TNI Angkatan Udara akan menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan masyarakat juga lebih dekat dan merasa sebagai bagian dari TNI Angkatan Udara dalam menjaga keamanan wilayah udara nasional Indonesia,” tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lanud Pattimura patroli pengamanan wilayah udara Maluku