Ambon (Antara Maluku) - Partai Demokrat bersifat nasionalisme dan religius, kata peserta Konvensi Partai Demokrat Ali Masykur Musa di Ambon, Selasa.
"Demokrat tidak mengedepankan agama tetapi juga bukan partai sekuler yang tidak mementingkan agama, memadukan antara nasionalisme dan religius," katanya.
Ali yang juga Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengatakan, secara filosofis, kepemimpinan Indonesia harus bisa memadukan antara nasionalisme dan religius.
Sebagai orang NU dan pernah menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di era mantan Presiden Gus Dur, Ali mengatakan, Demokrat adalah partai tengah yang lebih dari sekedar visi, dapat memadukan antara agama dan negara.
"Saya sebagai orang NU melihat antara agama dan negara tidak boleh dibenturkan dan pandangan seperti itu sama dengan yang diperjuangkan oleh Demokrat," katanya.
Menurut dia, karena alasan tersebutlah dirinya mau menerima tawaran sebagai salah satu dari 11 calon presiden (capres) yang dijagokan oleh partai Demokrat.
"Banyak yang menjual agama dan saya tidak setuju itu, dan Demokrat merupakan partai tengah yang mensejajarkan agama dan negara," ucapnya.
Lebih lanjut Ali mengatakan, sebagai satu-satunya capres yang "dipinang" sendiri oleh partai Demokrat, dirinya tidak menerima tawaran tersebut begitu saja, melainkan melalui persetujuan dari para kyai dan ulama NU.
"Para kyai yang membesarkan saya mengatakan ini adalah undangan dan tidak ada alasan untuk ditolak karena masalah kepemimpinan nasional maka sebaiknya diterima," katanya.
Ia menambahkan, dari seluruh anggota konvensi partai Demokrat hanya dirinyalah yang berasal dari kalangan aktivis.
Sebagai anggota pergerakan sejak masih pelajar, Ali yakin mampu menjadi capres beridealisme bagi partai yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
"Saatnya bagi anak-anak aktivis memimpin di negeri ini, jangan negara ini diserahkan bagi mereka yang pedagang karena tidak ada idealisme dalam memimpin di negara ini," ujarnya.