Ambon (Antara Maluku) - Dinas Pertanian Maluku terus mendorong warga untuk meminati dan mengembangkan usaha peternakan ayam potong dan petelur sehingga tidak tergantung pasokan dari provinsi lain.
"Kami terus mendorong masyarakat agar tertarik mengembangkan peternakan ayam potong maupun petelur, mengingat kebutuhannya di Maluku sangat tinggi dan selama ini dimasukkan dari luar daerah," kata Kepala Dinas Pertanian Maluku Diana Padang di Ambon, Selasa.
Dia mengatakan hingga saat ini para pedagang mendatangkan telur ayam ras dari Makassar dan Surabaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak 96,735 ribu butir per tahun atau 6.449 ton dan setara Rp64,5 miliar.
Selain itu daging ayam beku yang didatangkan dari dua provinsi tersebut juga mencapai 5.260 ton setahun atau setara 3,5 juta ekor dengan nilai Rp70 milyar.
Kadis mengakui usaha ayam petelur dan ayam ras pernah berkembang di Maluku, terutama Kota Ambon, sehingga mengurangi tingkat ketergantungan pasokan dari daerah lain, tetapi kemudian tutup akibat konflik sosial 1999 karena para pengusaha merasa tidak aman.
"Hingga saat belum ada yang mau mengembangkan usaha peternakan ayam petelur maupun ayam potong. Padahal sudah ada yang menyatakan keinginannya, tetapi belum juga direalisasikan," katanya.
Dinas Pertanian, tandas Diana, juga telah melakukan konsultasi bersama pimpinan dan anggota Komisi B DPRD Maluku guna menjaring aspirasi dan keinginan masyarakat mengembangkan usaha ternak ayam petelur dan pedaging, dan akan difasilitasi untuk mendapatkan bantuan.
Hasilnya pada tahun 2012 ada pengusaha yang memasukkan Day Old Chicken (DOC) ayam petelur 2.200 ekor ke Ambon tetapi kemudian terhenti.
Pihaknya juga telah berkonsultasi dengan pimpinan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, perusahaan penghasil pakan ternak, DOC dan makanan olahan terbesar di Indonesia, tersebut untuk membangun "Breeding Farm" atau usaha pembibitan ayam di Maluku, termasuk menyediakan pakan konsentrat, tetapi belum juga terealisasi.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan rapat teknis dengan Kepala Dinas pertanian Kabupaten/Kota di Maluku dan mengarahkan mereka untuk memberikan fasilitas bantuan bagi usaha peternakan unggas petelur dan pedaging.
Dia berharap taman ternak unggas di Desa Passo, Kota Ambon serta taman ternak sapi di Desa Makariki dapat meningkatkan statusnya menjadi unit pelaksana teknis daerah (UPTD), sehingga mampu membantu penyediaan bibit unggas dan sapi.
Begitu pun peningkatan status laboratorium ternak type B di Desa juga dapat menjadi UPTD, sehingga optimal dimanfaatkan untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap berbagai penyakit penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis, serta membuka posko vaksinasi gratis.