Ambon (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon memprediksi jumlah penumpang kapal laut pada libur akhir tahun, Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mencapai 87.848 orang atau naik sekitar 23 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Akan terjadi lonjakan penumpang hingga 23 persen dari tahun lalu atau sebanyak 87.848 penumpang. Hal itu mengacu pada persentase kenaikan rata-rata dari tahun 2019 hingga 2023,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Laut (Kabid Lala) KSOP Kelas I Ambon Iyan Ashari di Ambon, Maluku, Rabu.
Pihaknya mencatat bahwa jumlah penumpang kapal laut pada Natal dan Tahun Baru 2023/2024 sebanyak 71.421penumpang. Selanjutnya pada 2022/2023 sebanyak 45.509 orang.
“Kemudian pada 2021/2022 sebanyak 24.642 orang dan pada 2019/2020 jumlah penumpang arus mudik dan arus balik dari dan ke Ambon sebanyak 65.016 orang,” paparnya.
Menurutnya, hal itu karena banyaknya warga yang memilih angkutan laut dibanding udara karena harga tiket yang relatif terjangkau untuk melakukan perjalanan mudik di hari besar keagamaan.
Apalagi arah pelayaran kapal penumpang pada musim libur Natal cenderung bergerak ke arah timur Indonesia.
"Untuk kesiapan kapal Pelni dan kapal swasta ke semua rute sampai saat ini ada 31 unit,10 kapal Pelni, 9 kapal perintis, 8 kapal lokal, 1 kapal perintis Gorontalo, 1 kapal perintis Ternate dan 2 kapal perintis Saumlaki," tuturnya.
Oleh sebab itu pihaknya pun mempersiapkan tiga pelabuhan untuk melayani arus mudik dan arus balik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Ada Pelabuhan utama Yos Sudarso di pusat Kota Ambon, Pelabuhan Siwabessy Gudang Arang dan Pelabuhan Slamet Riyadi,” ungkapnya.
Di samping itu ia juga mengatakan untuk mengutamakan keselamatan pelayaran di Provinsi Maluku pihaknya melakukan koordinasi intensif dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait perkembangan dan prakiraan cuaca setiap hari.
"Jika ada peringatan dini dari BMKG kami tidak akan mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Dalam kondisi cuaca buruk seperti ini kita Lebih baik terlambat daripada tidak sampai sama sekali. Jadi tidak apa-ala terlambat sampai cuaca bagus baru kami bisa mengeluarkan SPB," tuturnya.
Selain faktor cuaca pihaknya juga menggencarkan pemeriksaan kelayakan kapal untuk memastikan bahwa setiap kapal yang berangkat dari Pelabuhan Ambon berada pada kondisi yang laik untuk berlayar.
Pasalnya, kata dia, kapal harus memenuhi standar keamanan dan keselamatan sebelum dinyatakan layak berlayar.