Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengembangkan Bandara Kao di Kabupaten Halmahera Utara menjadi pintu masuk ke Malut khususnya Sofifi, ibu kota Provinsi Malut dan kabupaten lainnya di daratan Pulau Halmahera.
"Pertimbangan Pemprov Malut mengembangkan Bandara Kao menjadi pintu masuk ke Malut, karena Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate yang selama ini menjadi pintu masuk ke Malut sulit dikembangkan untuk jangka panjang karena lahannya terbatas," kata Kadis Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Malut Bahrun Mansur di Ternate, Senin.
Selain itu, Bandara Sultan Babullah yang terletak di kaki Gunung Gamalama rawan mengalami gangguan penerbangan jika Gunung Gamalama meletus, seperti yang terjadi pada 2011 aktivitas penerbangan ditutup selama beberapa hari karena landasan pacu bandara tertutup abu vulkanik letusan gunung itu.
Ia mengatakan, Bandara Kao yang selama ini telah dimanfaatkan untuk penerbangan perintis di Malut akan diperlebar dan diperpanjang landasannya, begitu pula infrastruktur penunjangnya akan ditingkatkan sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Ruas jalan dari Bandara Kao ke Sofifi juga akan diperluas, sehingga waktu tempuh dari Bandara Kao ke Sofifi yang selama ini sekitar 50 menit dapat dipersingkat menjadi sekitar 30 menit, begitu pula ruas jalan menuju ke kabupaten lainnya di daratan Halmahera seperti Halmahera Timur dan Halmahera Tengah akan dibenahi.
Menurut Bahrun Mansur, dana untuk pengembangan Bandara Kao tersebut, terutama perluasan dan perpanjangan landasan pacu, termasuk navigasi akan diupayakan didanai melalui APBN, karena kalau menggunakan dana APBD Malut tidak memungkinkan.
Pengembangan Bandara Kao tersebut diupayakan dapat terealisasi dalam lima tahun ke depan dan nantinya diharapkan bisa menjadi bandara internasional, minimal menjadi bandara transit untuk penerbangan asing dari sejumlah negara di Asia seperti Jepang dan Filipina yang akan ke Bali dan Australia atau sebaliknya.
Ia menambahkan, pengembangan Bandara Kao tersebut juga merupakan upaya penyediaan infrastruktur transportasi yang memadai menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean serta pengembangan sejumlah kawasan industri di Halmahera seperti industri pengolahan nikel PT Antam di Halmahera Timur.