Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menyebutkan perdagangan gelap narkotika di Indonesia saat ini masih didominasi oleh sabu dan ganja.
Dalam pertemuan Joint Working Group Discussion Ke-7 bersama Biro Pengawasan Narkotika (Narcotics Control Bureau/NCB) India secara virtual, Rabu (4/6), Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI Inspektur Jenderal Polisi Agus Irianto mengatakan narkotika yang beredar di Indonesia tersebut sebagian besar merupakan kiriman dari luar negeri.
“Sebagian besar narkotika yang beredar di Indonesia merupakan kiriman dari luar negeri, terutama berasal dari kawasan Golden Triangle,” ujar Irjen Pol. Agus, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Golden Triangle atau Segitiga Emas merupakan kawasan utara di bagian Asia Tenggara meliputi Myanmar, Laos, dan Thailand, yang menjadi salah satu daerah penghasil opium terbesar di dunia.
Berdasarkan data BNN RI, wilayah pantai timur Sumatera serta perairan barat dan utara Kalimantan merupakan titik-titik rawan penyelundupan narkotika ke Tanah Air.
Namun demikian, Agus menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki sejumlah kebijakan strategis dalam menghadapi tantangan tersebut, antara lain melalui penguatan intelijen, pengawasan di wilayah pesisir dan perbatasan, peningkatan kerja sama dan kolaborasi lintas negara, dan lain-lain.
Sementara itu, delegasi India yang dipimpin oleh Director General NCB India Anurag Garg mengungkapkan tantangan signifikan yang sedang dihadapi negaranya dalam memerangi kejahatan narkotika.
Negara India yang terletak di antara dua kawasan rawan narkoba dunia, yakni Golden Triangle dan Golden Crescent, kata dia, menghadapi sejumlah tantangan seperti peningkatan jumlah clandestine laboratory atau laboratorium gelap narkotika dan produksi narkotika sintetis, penyelundupan kokain dan ganja hidroponik, serta penggunaan drone untuk menyelundupkan narkoba di sepanjang perbatasan India-Pakistan.
Adapun forum tersebut digelar guna memperkuat kerja sama BNN RI dan NCB India dalam upaya pemberantasan narkotika. Pertemuan merupakan agenda tahunan yang telah memasuki tahun ke-7 sejak pertama kali digelar oleh keduanya.
Dalam forum yang bersifat strategis itu, BNN RI dan NCB India melakukan pertukaran informasi terkini terkait dinamika peredaran gelap narkotika, modus operandi penyelundupan, keberadaan laboratorium gelap narkotika, jaringan sindikat narkotika internasional, hingga keterlibatan warga negara masing-masing dalam kasus penyelundupan narkoba.
Usai melakukan diskusi, pertemuan pun menghasilkan beberapa rekomendasi sebagai langkah tindak lanjut kerja sama ke depan.
Sejumlah rekomendasi tersebut antara lain pertukaran informasi praktik terbaik dan teknologi mutakhir dalam pencegahan perdagangan narkoba di laut dan wilayah pesisir serta berbagi informasi terkini terkait keterlibatan kedua warga negara dalam jaringan narkoba.
Kemudian, pertukaran informasi dalam identifikasi dan penggolongan Zat Psikoaktif Baru (New Psychoactive Substances/NPS), berbagi informasi tentang mekanisme dan teknologi pengungkapan pengiriman narkotika di pelabuhan, serta mengorganisasikan program pelatihan bagi anggota BNN RI oleh NCB India pada waktu yang disepakati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNN: Perdagangan gelap narkotika di RI masih didominasi sabu dan ganja