Ambon (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ambon, Maluku mengedukasi warga binaan pemasyarakatan (WBP) tentang agribisnis dan tata boga sebagai bekal kemandirian narapidana sebelum bebas dan kembali ke masyarakat.
“Kegiatan ini mencakup dua bidang keterampilan strategis, yaitu agribisnis pengolahan kacang kedelai, tata boga pembuatan keripik singkong dan keladi dan pengolahan telur asin dan ikan asin,” kata Kepala Lapas kelas IIA Ambon Herliadi di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan pelatihan ini diikuti oleh 60 warga binaan yang telah diseleksi, dengan masing-masing bidang diikuti oleh 20 peserta.
“Kegiatan berlangsung selama tiga hari ke depan, mencakup sesi pembukaan, pemberian materi, praktik langsung, hingga tes akhir bagi warga binaan,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, pihaknya menggandeng perusahaan agribisnis dan tata boga dari Pekanbaru Riau.
Pelatihan kemandirian ini bagian dari upaya Lapas Ambon dalam memenuhi hak warga binaan untuk mendapatkan pembinaan dan pembimbingan yang berkelanjutan.

Dengan keterampilan yang diperoleh, diharapkan para peserta mampu membangun kehidupan yang lebih baik dan produktif setelah menjalani masa pidana.
Menurut dia, para warga binaan yang saat ini sedang menjalani masa hukuman juga layak mendapatkan kesempatan kedua di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, pelatihan semacam ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk terus menambah kemampuan.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan agar dapat mandiri secara ekonomi setelah bebas,” ujar Herliadi.
Direktur perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dan tata boga, CV. Jasa Indah Mandiri, Irni Oktavia, menyampaikan melalui pelatihan yang diberikan ini dapat menjadi bekal nyata bagi warga binaan untuk membuka peluang usaha di masa depan.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu warga binaan mengasah keterampilan yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nanti. Kami berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan ini hingga selesai dan memperoleh sertifikat pelatihan sebagai bukti kompetensi,” ujar dia.