Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menjadikan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sebagai ikon industri sagu dari daerah ini.
“Sagu adalah anugerah Tuhan bagi kita orang Maluku. Ia tahan hama dan perubahan iklim. Ini sejalan dengan program Astacita Presiden Prabowo, terutama di bidang ketahanan pangan dan ekonomi hijau. Saya berkomitmen menjadikan SBT sebagai ikon industri sagu nasional,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, di Ambon, Senin.
Hal itu dikatakannya dalam peluncuran nasional 80.000 Koperasi Desa Merah Putih secara daring dari Desa Administratif Salagor Kota, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Berkaitan dengan hal itu, Kabupaten SBT diketahui menjadi salah satu penghasil sagu terbanyak, bahkan dalam pengembangan industri sagu nasional, Maluku merupakan provinsi ketiga dengan lahan sagu terluas di Indonesia, dengan 35.000 hektare yang sebagian besar berada di SBT.
Pasalnya, Koperasi Desa Merah Putih di daerah itu difokuskan untuk mengelola sagu bukan hanya menjadi sagu mentah, melainkan menjadi produk-produk turunan sagu seperti mi sagu, dan lain sebagainya.
Di samping itu, dalam rencana jangka panjang, Gubernur Maluku menargetkan industri sagu di SBT dapat mulai berproduksi segera. Bahkan lebih cepat jika seluruh infrastruktur pendukung segera dibangun. Ia juga mengajak masyarakat untuk mendukung hilirisasi produk sagu dan menjadikannya identitas pangan lokal Maluku.
Selain itu, Gubernur Maluku juga menyampaikan sejumlah program strategis pemerintah pusat yang akan dibawa ke SBT, di antaranya pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk penyediaan Makanan Bergizi Gratis bagi siswa, balita, dan ibu hamil, pemeriksaan kesehatan gratis, serta pembangunan rumah sakit representatif berstandar nasional yang akan hadir di beberapa wilayah Maluku, termasuk SBT.
“Kita harus bersabar dan optimis. Program pemerintah memang bertahap, tapi pasti. Kita sambut dengan suka cita karena ini semua demi kesejahteraan rakyat,” ujar Gubernur Hendrik.
Bupati SBT Fachri Husni Alkatiri menyampaikan apresiasi atas perhatian Presiden dan kehadiran Gubernur di tengah masyarakat Salagor. Ia menyebut peluncuran Koperasi Desa Merah Putih menjadi momentum penting dalam penguatan ekonomi kerakyatan di tingkat desa.
“Terima kasih atas keistimewaan ini. Desa Salagor menjadi bagian dari sejarah koperasi nasional, dan menjadi satu-satunya dari Maluku yang berkesempatan berdialog langsung dengan Presiden. Ini kebanggaan bagi kami,” ujar Bupati.
Saat ini Koperasi Desa Merah Putih di Desa Salagor menjadi salah satu dari 16 koperasi percontohan yang mendapat kehormatan berdialog langsung secara daring dengan Presiden. Koperasi ini telah mengembangkan berbagai unit usaha produktif, seperti pengolahan sagu, klinik dan apotek, sembako, simpan pinjam, BRI Link, agen minyak tanah, dan gerai usaha lainnya.