Ambon (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Maluku dan Maluku Utara menyerap sebanyak 3.944 kilogram atau 3,9 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Pulau Buru, Maluku.
“Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani sekaligus memperkuat cadangan beras pemerintah,” kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Maluku dan Malut Rudi Senawi Tahir, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan serapan ini menjadi bukti nyata dukungan Bulog terhadap petani lokal di Pulau Buru. Menurutnya, Pulau Buru merupakan salah satu lumbung pangan strategis di Maluku yang harus terus diperhatikan agar petani mendapat kepastian pasar.
Ia menambahkan, ke depan Bulog Maluku akan memperluas penyerapan di sentra-sentra produksi lain di Maluku.
“Kami berharap program ini bisa memacu semangat petani untuk meningkatkan produksi sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah,” harapnya.
Penyerapan gabah ini merupakan bagian dari penugasan resmi Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Bulog sebagaimana tertuang dalam surat nomor 257/TS.03.03/K/9/2025 pada 18 September 2025. Mandat tersebut menugaskan Bulog melaksanakan pengadaan gabah dan beras pada Semester II Tahun 2025.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Prihasto Setyanto, menjelaskan Bulog siap membeli GKP dengan harga Rp6.500 per kilogram, baik melalui mekanisme Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun secara komersial.
“Gabah yang diserap Bulog adalah gabah yang telah memasuki usia panen, sehingga kualitas tetap terjaga dan petani memperoleh kepastian pasar,” ujarnya.
Menurutnya, pembelian gabah dilakukan secara langsung dari petani, terutama ketika harga di tingkat petani sama atau lebih rendah dari harga acuan Rp6.500 per kilogram. Dengan cara ini, ia berharap harga tetap stabil dan petani memperoleh keuntungan yang layak.
Ia menegaskan akan menjunjung prinsip akuntabilitas, transparansi, dan tata kelola yang baik dalam setiap tahapan penyerapan gabah. Program ini juga menjadi wujud dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah sekaligus perlindungan nyata bagi petani.
Dengan capaian serapan di Pulau Buru, Bulog Maluku optimistis panen gadu September–Desember 2025 dapat memberi manfaat ganda yakni menjaga stok beras nasional dan mendukung kemandirian pangan bangsa.
