Ambon, 7/9 (Antara Maluku) - Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Henriette Hutabarat menyatakan, Gereja Protestan Maluku (GPM) selama delapan dekade telah memainkan peran penting untuk mewujudkan perdamaian hakiki di Maluku maupun Indonesia secara umum.
"Kiprah dan peran GPM sejak dahulu sangat besar dan terpenting mewujudkan persatuan dan perdamaian di Maluku dan Indonesia," kata Henriette Hutabarat pada perayaan HUT Yubelium ke-80 GPM, di Ambon, Minggu malam.
Dia menyatakan, GPM sebagai salah satu organisasi gereja tertua di Tanah Air, telah memainkan peranan penting, terutama menggalang kekuatan bersama pimpinan agama lainnya untuk membangun rasa saling percaya dan persaudaraan antarumat beragama di Maluku, untuk bersama-sama bertumbuh tanpa memandang perbedaan dan kemajemukan.
Sedangkan dalam aktivitas bergereja GPM juga telah berperan penting sebagai pencetus berdirinya PGI pada 1950 yang saat itu masih bernama Dewan Gereja Indonesia (DGI).
Begitu pun sejumlah tokoh GPM turut berkontribusi besar terhadap perkembangan musik gerejawi di tanah air.
"Peran dan kontribusi GPM tidak hanya di Maluku, Maluku Utara dan sejumlah provinsi lain, tetapi secara menyeluruh di Indonesia bahkan di Asia bahkan di dunia," katanya.
Selama delapan dekade melakukan peran strategis, tidak hanya untuk proses menanam, menyiram dan bertumbuh, tetapi juga sebagai gereja terkemuka di tanah air GPM telah mewartakan kabar perdamaian bagi semua umat dan masyarakat.
"Perdamaian yang tercipta di Maluku merupakan salah satu bukti peranan GPM bersama seluruh pimpinan agama dan pemerintah untuk mewujudkan perdamaian serta membangun persaudaraan antarumat beragama dan masyarakat," tegas Henriette.
Kerja keras dalam kebersamaan dan persaudaraan lintas agama untuk mewujudkan perdamaian hakiki, membuat Maluku saat ini menjadi titik perhatian banyak kalangan termasuk sejumlah negara untuk datang dan mempelajari cara merajut perdamaian.
"Saya berharap GPM terus membangun komunikasi dan dialog bersama komponen agama lainnya sehingga dapat bertumbuh bersama sebagai sebuah kekuatan dan kesatuan yang tidak terpisahkan serta sama bergandengan tangan merajut perdamaian, memajukan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Perayaan HUT Yobelium ke-80 GPM, dihadiri seluruh pimpinan klasis dan pendeta yang bertugas di Maluku dan Maluku Utara, termasuk puluhan pimpinan gereja di Papua dan Papua Barat, 14 Ketua Sinode Gereja Protestan di Indonesia.
Syukuran HUT yang dilakukan secara sederhana dengan menampilkan pentas musik kreatif oleh anak Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) yang memainkan alat-alat musik tradisional yang dibuat dari barang-barang bekas, serta sejumlah penyanyi nasional berdarah Maluku diantaranya Masnait Grup, Yopie Latul, Christ Manusama, Kor Tetelepta serta Fredy Hitipeuw dan anaknya Gio Hitipeuw.
Syukuran HUT juga diwarnai peluncuran buku "Delapan Dekade GPM - Menanam, Menyiram dan Bertumbuh" oleh Ketua BPH Sinode John Ruhulesin.
PGI: GPM Berperan Wujudkan Perdamaian Maluku
Senin, 7 September 2015 14:17 WIB