Ambon, 11/10 (Antara Maluku) - Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengatakan, fakta membuktikan kalau tenaga para alumni Sekolah Umum Menengah Perikanan (SUPM) Negeri Waiheru, Ambon selama ini dibutuhkan masyarakat Internasional untuk mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama tiga tahun pendidikan.
"Para alumni sekolah ini bukan saja dibutuhkan di Provinsi Maluku maupun tingkat nasional, tetapi juga masyarakat Internasional yang menyerap ," kata Richard di Ambon, Sabtu.
Penegasannya ini disampaikan saat bertindak selaku inspektur upacara pelantikan 205 siswa baru SUPM Negeri Waiheru tahun ajaran 2015/2016.
Menurut Richard, beberapa waktu lalu ada musibah kelautan yang terjadi di laut Rusia dan ada korban yang merupakan alumni SUPM Waiheru yang telah dipercaya bekerja di kapal asing tersebut.
"Ini merupakan salah satu indikator tentang kepercayaan yang diberikan bangsa - bangsa terhadap para lulusan yang ditelorkan SUPM Negeri Waiheru," tandasnya.
Sehingga kebanggan bagi 205 siswa yang baru dilantik secara resmi untuk dididik pada lembaga pendidikian SUPM dan bukan saja berasal dari Maluku tapi juga dari Provinsi Maluku Utara serta Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Kebanggan kita semakin lengkap karena Provinsi Maluku ini bukan saja di Ambon tapi seluruh kabupaten dan kota telah memberikan kepercayaan kepada lembaga ini untuk mendidiik calon-calon pemimpin perikanan di masa depan," ujarnya.
Oleh karenanya, kepercayaan yang diberikan Pemkot dan Pemprov maupun rakyat Kota Ambon yang diemban kepada 205 siswa baru hendaknya ditunjukan dalam bentuk prestasi selama menekuni pendidikan di SUPM Negeri Waiheru.
Secara resmi para siswa akan mengalami proses perubahan dari sebuah lembaga pendidikan pertama ke tingkat menengah dan tentunya banyak hal yang akan berubah selama berada di sini.
"Hanya mereka yang matang dan dewasa akan betul-betul bisa menghadapi tantangan pendidikan secara baik," kata Richard.
Dalam teori politik dikatakan orang menjadi matang karena belajar dari pengalaman dan tiga tahun di lembaga ini akan betul-betul menciptakan para alumni yang matang serta dewasa.
Kematangan dan kedewasaan itu akan menentukan setiap alumni pada job-job yang ada di tengah masyarakat.
Kedua menyangkut faktor kemandirian, di mana tantangan yang akan dihadapi ke depan semakin berat dan kompleks sehingga hanya mereka yang mampu mandiri maupun bisa bersaing dalam era kompetisi berhasil menorehkan prestasi.
Oleh karenanya, kata kunci dari kedewasaan dan kemandirian adalah kerja keras sehingga diharapkan para siswa menunjukannya selama di bangku pendidikan.
Karena dampak dari kerja keras itu akan berhasil serta menjadi buah yang baik pada waktu dipercayakan di tengah masyarakat yang membutuhkan.
2.350 orang
Kepala SUPM Negeri Waiheru, Ahmad Jays ely mengatakan sejak didirikan pada 1986, tercatat sekolah kejuruan ini telah menelorkan 2.350 orang alumni.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13,4 persen lulusan yang menjadi anggota TNI dan Polri, 55,2 persen bergerak pada bidang swasta baik dalam maupun luar negeri, 12,4 persen diantaranya melanjutkan pendidikan dan sisanya 18,5 persen bergerak dalam bidang wirausaha.
"Saat ini terdapat 357 orang siswa yang sementara dididik dan terdiri dari tingkat III 131 orang, tingkat II 200 orang, serta tingkat I yang baru dilantik Wali Kota Ambon sebanyak 205 orang.
Mereka tersebar pada empat bidang program pendidikan keahlian diantaranya nautical pelayaran laut (NPL), teknologi perikanan laut (TPL), teknologi pengolahan hasil perikanan (TPHP) serta teknologi budidaya perikanan (TBP).
"Berkat kerja keras dan jerih payah seluruh pegawai sehingga SUPM Negeri Waiheru Ambon mendapat peringkat I nasional pada 2015," katanya.
Sekolah ini sejak 2014 telah terakreditasi dengan nilai `A` pada semua program keahlian oleh Badan Akreditas Nasional (BAN) serta menjadi tempat uji kompetensi.
"Kami juga telah menjalin kerjasama dengan SMK Kelautan dan Perikanan yang ada di Maluku dan Maluku Utara sebanyak 21 SMK serta 17 instansi terkait maupun perusahaan perikanan lewat MoU," jelas Ahmad Jays.
Alumni SUPM Waiheru Dibutuhkan Masyarakat Internasional
Minggu, 11 Oktober 2015 13:26 WIB