Ternate, 3/10 (Antara Maluku) - Kantor Bea dan Cukai Kelas II Ternate, Maluku Utara (Malut) mencatat, selama tahun 2016 provinsi ini melakukan ekspor nikel sebanyak tiga kali, atau mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
"Tercatat selama 2016 hanya tiga kali ekspor yakni pada bulan Maret, Mei dan Agustus dan hasil yang diekspor yakni Nikel dari PT. Fajar Bakti Gebe sebanyak 7.660 ton dengan devisa sekitar $ 6 juta US," kata Humas Kantor Bea dan Cukai Kelas II Ternate, Soma Bagaskoro di Ternate, Senin.
Dia menjelaskan, ekspor Malut 2016 sangat minim, baru tiga kali dan berharap ke depannya bisa ditingkatkan, apalagi smelter saat ini selain di Obi juga di Sarkindo dan Taliabu.
Namun, yang ada di Obi dan Taliabu sementara dalam tahap pembangunan.
Menurut Soma, nikel itu diolah sesuai aturan hilirisasi baru PT Fajar Bakti di Pulau Gebe.
Sesuai data tahun 2015, ekspor juga masih relatif kecil.
"Apalagi saat ini Antam sudah tidak beroprasi, maka kapasitas ekspor semakin menurun. Ke depan kita lihat pada smalther yang baru dibangun, apakah eksportnya lebih meningkat atau tidak," katanya.
Sebelumnya Malut pernah mengekspor Kopra pada Maret sebanyak 850 ton ke Tranmesia. Selebihnya hasil bumi sudah tidak ada kemungkinan ekspor pada akhir tahun.
"Siapa tahu ada yang mengekspor hasil bumi seperti kopra, kakao, pala dan cengkeh. Apalagi sekarang ada peraturan Kementrian SDM hasil tambang mentah tidak boleh dieksport, sekarang diekspor harus dalam bentuk pick, balok atau bentuk slead," katanya.
Menurutnya, nikel yang dikirim sudah melewati proses pengolahan dan pemurnian dalam kadar tertentu, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan.
Malut Tiga Kali Ekspor Nikel Selama 2016
Selasa, 4 Oktober 2016 5:56 WIB