Ternate, 21/7 (Antara Maluku) - Koramil 1508-05/Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) menerima penyerahan senjata api laras pendek rakitan serta 171 butir munisi berbagai kaliber yang kemudian diamankan di Makodim 1508/Tobelo.
"Penyerahan sendiri berawal dari kegiatan Komunikasi Sosial dan karya bhakti yang dilakukan Babinsa Serda Sahrul dan Kopda Djunaidi Pauwah di wilayah Morsel," kata Dandim 1508/Tobelo Letkol Arh Herwin Budi Saputra dalam siaran pers yang diterima Antara di Ternate, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, salah seorang masyarakat menyerahkan senjata api rakitan beserta amunisi peninggalan PD II yang masih aktif dan dapat dipergunakan.
Senpi dan amunisi itu selanjutanya diamankan di Makoramil Daruba, dan atas perintah Dandim dibawa untuk diamankan di Makodim Tobelo.
Dandim 1508/Tobelo mengatakan, penyerahan senjata tersebut merupakan bentuk kesadaran dan kepercayaan masyarakat kepada aparat keamanan khususnya TNI yang dapat menjaga kondusifitas keamanan di wilayah Halut dan Morotai.
Oleh karenanya, pihaknya menghimbau kepada masyarakat yang hingga saat ini masih memegang, menguasai atau mengetahui keberadaan senjata api illegal tersebut agar dapat menyerahkannya kepada aparat TNI terdekat di wilayah.
Sebelumnya, Kegiatan Operasi Teritorial yang dilaksanakan di wilayah Halmahera Utara dengan pelaksana Kodim 1508/Tobelo berhasil meraih simpati masyarakat dibuktikan dengan penyerahan Senjata Mesin Berat Cal. 12,7 mm dengan Nomor Seri RBM K1C7.712, RBM4E4330 dan 1 pucuk nomer registrasi telah terhapus, 1 buah Granat Organik dan 15 Munisi Cal. 12,7 mm.
Penyerahan senjata sendiri diserahkan kepada Dandim 1508/Tobelo Letkol Arh Herwin Budi Saputra oleh masyarakat Kec. Galela, senjata yang diperkirakan peninggalan Perang Dunia ke-II masih aktif tersebut dan dipergunakan pada saat konflik sara 1999 dan hingga saat sebelum diserahkan ditimbun oleh masyarakat.
Bahkan, penggalangan senjata sendiri berasal dari Informasi Intelijen yang menyampaikan bahwa masih adanya masyarakat yang masih menyimpan Senjata maupun muhandak di wilayah Galela sehingga bersamaan dengan pelaksanaan Opster ini.
"Kita melaksanakan penggalangan kepada masyarakat dengan memberikan pemahaman bahwa kondisi keamanan yang telah terjaga dengan baik serta bahaya menyimpan senjata dan muhandak secara illegal hingga akhirnya masyarakat secara sukarela mau menyerahkan senjata yang masih dikuasainya," ujarnya.