Ternate (ANTARA) - Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Daruba, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) mengimbau agar seluruh aktivitas pelayaran terutama menggunakan kapal berukuran kecil di berbagai perairan kabupaten itu untuk ditangguhkan menyikapi tingginya gelombang laut.
Plh Kepala Kantor UPP Kelas III Daruba , Kabupaten Pulau Morotai, Rambli Baide dihubungi dari Ternate, Selasa, mengimbau seluruh pemilik kapal maupun perahu-motor berukuran kecil untuk tidak melaut, karena saat ini cuaca ekstrem sehingga seluruh aktivitas armada tersebut tidak diizinkan berlayar.
Menurutnya, di Pulau Morotai saat cuaca ekstrem sehingga tidak ada kapal yang diizinkan berlayar, hanya speedboat Morotai - Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara saja, namun kalau cuaca belum membaik, maka aktivitas pelayaran tidak diizinkan berlayar.
Selain itu, kapasitas penumpang sesuai yang diizinkan. Speedboat harus mengikuti ketentuan yang ada. Peralatan - peralatan keselamatan speedboat misalkan baju renang, kompas dan dokumen itu harus dipenuhi baru bisa di izinkan berlayar. Petugas kita tetap melaksanakan ketentuan keselamatan, kalau tidak dilengkapi tidak diizinkan berlayar.
Dia mengemukakan, cuaca ekstrem seperti ini kemudian ada kapal keluar berlayar tanpa PSB, maka pihaknya tidak bertanggungjawab jika terjadi masalah.
"Kita sudah imbau saat cuaca ekstrem, kemudian mereka angkat penumpang melebih kapasitas dan berangkat tanpa PSB itu di luar dari tanggungjawab UPP. Tanpa PSB kita memberikan sanksi dengan menghentikan seluruh aktivitas pelayaran," ujar Rambli.
Sebelumnya, Kepala BPBD Pulau Morotai, Muslim Jumaati mengatakan, belum mengetahui berapa banyak rumah warga yang terkena abrasi pantai karena dampak dari angin kencang serta gelombang tinggi dan hujan deras yang terjadi Pulau Morotai sejak 20 Februari 2021..
Menurut dia, belum adanya data soal rumah rusak karena saat ini timnya lagi di lokasi kejadian di empat Kecamatan yakni Morut, Morja, Morselbar dan Pulau Rao, untuk melakukan pendataan.
"Jadi, kalau ditanya berapa banyak jumlah rumah terdampak abrasi, maka BPBD Pulau Morotai belum bisa memberikan jawaban. Tapi, yang jelas kalau tim sudah balik dari lokasi maka saya langsung memberikan data ke publik," tandas Muslim.