Ternate, 19/11 (Antara Maluku) - Warga Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) mengkhawatirkan dampak yang akan dialami daerahnya dari kegiatan reklamasi Pantai Kalumata di Kota Ternate.
"Pantai Kalumata jaraknya hanya 1.000 meter lebih dari Pulau Maitara, jadi kami khawatir kegiatan reklamasi di Pantai itu dampaknya akan sampai ke Pulau Maitara," kata seorang warga Pulau Maitara, Ibrahim di Ternate, Minggu.
Salah satu dampak yang dikhawatrikan adalah banyaknya sampah dari Ternate yang hanyut ke Pantai Pulau Maitara, karena terbawah arus yang membelok akibat adanya reklamasi Pantai Kalumata.
Menurut dia, Pulau Maitara salah satu objek wisata primadona di Kota Tidore Kepulauan, sehingga kalau pantainya dipenuhi sampah yang hanyut dari Ternate dipastikan akan membuat wisatawan enggan berkunjung ke Pulau itu.
Oleh Karena itu, Pemkot Ternate diharapkan sebelum merealisasikan reklamasi Pantai Kalumata harus melakukan pengkajian secara cermat, terutama mengenai dampaknya terhadap wilayah sekitar, khususnya Pulau Maitara.
Sebelumnya Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman mengatakan reklamasi Pantai Kalumata pasti diawali dengan pengkajian secara matang dalam berbagai aspek, termasuk dampaknya bagi lingkungan sekitarnya.
Reklamasi pantai pasti akan menimbulkan masalah lingkungan disekitarnya, tetapi Pemkot Ternate akan berupaya menimalisirnya, untuk itu tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan terkait dampak dari kegiatan reklamasi Pantai Kalumata.
Reklamasi Pantai Kalumata yang akan dimulai tahun 2018, menurut Wali Kota, selain untuk kebutuhan pengembangan kawasan bisnis di wilayah itu, juga merupakan bagian dari program pembangunan jalur jalan dari Pantai Kalumata ke Fitu Ternate Selatan.
Pemkot Ternate sebelumnya telah melakukan reklamasi di sejumlah kawasan pantai di Ternate, seperti di kawasan tapak satu, dua dan tapak tiga serta Mangga Dua, yang di kawasan itu kini telah berdiri pusat bisnis dan area publik.