Ternate, 26/11 (ANTARA News) - Para petani kelapa di Maluku Utara (Malut) meminta Pemprov setempat segera merealisasikan janji untuk membeli kopra petani dengan harga layak, sebagai solusi atas anjloknya harga kopra saat ini.
"Sejak anjloknya harga kopra sampai Rp2.000/Kg, petani kelapa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk itu pemprov diharapkan segera merealisasikan janjinya membeli kopra petani," kata salah seorang petani kelapa asal Kabupaten Halmahera Barat Julius di Ternate, Senin.
Apalagi sebagian petani kelapa di Malut pada Desember nanti akan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru dan pada Januari nanti akan membayar uang semester anaknya yang kuliah, yang semua itu hanya bisa dipenuhi petani dari hasil menjual kopra.
Ia mengharapkan Pemprov Malut membeli kopra petani dengan harga minimal Rp7.000/Kg, karena biaya produksi kopra sekarang semakin mahal, untuk biaya petik misalnya mencapai minimal Rp5.000 per pohon.
Selain itu, pemprov harus membeli kopra petani langsung ke setiap desa, karena kalau hanya membeli di ibu kota kecamatan atau ibu kota kabupaten akan memberatkan petani terutama dari segi biaya angkut kopra yang cukup mahal, terutama kalau menggunakan transportasi laut.
Sebelumnya Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba mengatakan, untuk mengatasi anloknya harga kopra di Malut, pemprov akan membeli kopra petani menggunakan APBD untuk selanjutnya dijual ke industri yang membutuhkan bahan kopra.
Namun untuk merealisasikannya, Pemprov Malut harus berhati-hati dan membicarakan terlebih dahulu dengan berbagai pihak terkait, seperti BPK, Kepolisian dan Kejaksaan agar tidak mengalami masalah hukum dikemudian hari.
Pemprov Malut, kata Gubernur, juga akan mengupayakan pembangunan industri pengolahan kopra, misalnya menjadi minyak goreng atau tepung kelapa agar pemasaran kopra petani di daerah ini tidak perlu lagi menggantungkan pada pasar antarpulau.
Dari 200 ribu lebih petani di Malut, sebagian besar merupakan petani kelapa dengan luas lahan perkebunan kelapa keseluruhannya mencapai 260.000 Ha lebih atau merupakan terluas keempat di Indonesia, setelah di Riau, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.