Ternate (ANTARA) - Pengurus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maluku Utara (Malut) akan merangkul seluruh kadernya yang berseberangan pasca-Konferda Malut dan Konferda 10 kabupaten/kota yang berlangsung ricuh.
"Target selanjutnya yang dibangun adalah penguatan lembaga menuju pemenangan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dimulai bulan September tahun ini," kata Ketua DPD PDIP Malut, Muhammad Sinen di Ternate, Kamis.
Olehnya itu, dalam waktu dekat ini dengan melakukan pengkaderan di internal partai dan menuju pelatihan terhadap para saksi menuju proses politik Pilkada tahun 2020 mendatang.
"Senin depan nanti saya akan ke Jakarta untuk mengambil SK DPC di DPP, setelah itu akan saya turun secara langsung dan bagikan di setiap masing-masing kabupaten/kota sebagai bagian dari langkah membangun konsolidasi dari tingkat terbawah," ujarnya.
Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan ini mengakui, meskipun dalam proses Konferda sempat melahirkan sejumlah perbedaan, tetapi hal pertama yang dilakukan pada awal kepemimpinannya pada periode kedua untuk menyatukan seluruh kader partai PDIP se Provinsi Malut merebut kemenangan pada momentum politik di tahun 2020 nanti.
"Setelah pelantikan, kondisi di internal PDIP sudah mulai membaik, untuk itu sebagai ketua yang diberi amanah oleh Pimpinan Cabang di masing-masing Kabupaten/Kota, maka saya akan hadir di hadapan mereka secara langsung dengan tujuan untuk merangkul dan membangun kekuatan bersama menuju Pilkada 2020," ujarnya.
Konferensi sempat alami kericuhan diawali saat DPC Kabupaten Halmahera Barat, yang diusulkan PAC daerah itu adalah Julice Baura, tetapi yang dibacakan adalah Bupati Halmahera Barat Dany Missy, sedangkan DPC Kabupaten Halmahera Utara yang diusulkan PAC adalah Joel Wagono, tetapi yang dibacakan Dr Harjanto.
Saat itu, sejumlah pengurus DPC PDIP Halmahera Barat diantaranya Namto Roba bersama pengurus lainnya memprotes nama Bupati Halmahera Barat Dani Missy yang dianggap sebagai orang tidak berjasa untuk PDIP, sehingga Konferda mengalami ricuh.
Khusus kericuhan untuk DPC PDIP Halmahera Barat, bisa diatasi setelah adanya kompromi antara Dani Missy dengan Juliche Baura, sedangkan DPC DPC Halmahera Utara dan Halmahera Tengah hingga Senin Sore ada tanda-tanda penyelesaian.
Kericuhan itu dipicu adanya protes dari sejumlah pengurus DPC PDIP yakni dari DPC Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Halmahera Barat, karena hilangnya nama yang diusulkan sebagai ketua oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) setempat.
Untuk DPC Kabupaten Halmahera Tengah misalnya, sebanyak 10 PAC pengurus kecamatan di kabupaten itu mengusulkan Mutiara Al Yasin Ali sebagai Ketua, tetapi saat dibacakan pada pembukaan konferensi, nama Mutiara Al Yasin Ali hilang dan digantikan Kabir Kahar.
Ketua DPD PDIP Malut, Muhammad Sinen ketika dikonfirmasi terkait kericuhan dalam arena Konferensi itu menyatakan, kericuhan antar-sesama kader PDIP dalam arena Konferda adalah sebuah dinamika dan itu merupakan sesuatu yang biasa dalam sebuah organisasi politik.