Jakarta (ANTARA) - Para pelatih mengaku bahwa lintasan sirkuit gravel yang digunakan tidak sesuai standar untuk sebuah kejuaraan pada Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) 2019 cabang atletik yang berlangsung di GOR Soemantri, Jakarta, 10-12 November.
Salah satu pelatih kontingen D.I Yogyakarta Yatno menilai bahwa penggunaan lintasan gravel tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam sebuah pertandingan lari bertaraf nasional.
"Harusnya venue pertandingan bukan di gravel, tapi di lintasan tartan yang lebih sesuai standar," kata Yatno saat ditemui di GOR Soemantri, Jakarta, Senin.
Yatno menilai lintasan gravel membuat lari para atlet menjadi sedikit terhambat saat mereka sedang berlari kencang karena kakinya terlalu lama menekan tanah.
Hal senada juga diungkapkan oleh pelatih kontingen Jawa Barat, Mamud Muhammad. Ia menuturkan lintasan gravel membuat beberapa atletnya banyak yang terjatuh.
"Lapangannya kan biasa di tartan. Ini gravel kan jadi banyak yang jatuh," ucap Mamud.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta saat dikonfirmasi pada Senin menyatakan bahwa Peparpenas yang seharusnya diselenggarakan di Papua terpaksa harus dipindahkan ke Jakarta menyusul adanya isu Papua yang saat itu sedang tidak kondusif. Maka dengan keterbatasan waktu, pihak Pemprov DKI Jakarta menolak untuk menyelenggarakan kejuaraan tersebut.
"Dan karena waktu yang sangat terbatas, maka event digelar langsung oleh Kemenpora sendiri karena pihak DKI Jakarta pun tidak bersedia karena terlalu mendadak. Namun demikian, DKI siap membantu lapangannya," ujar Isnanta.
Isnanta mengatakan lapangan sintetis yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta juga sedang dalam proses perawatan, maka pilihannya hanya ada lapangan gravel yang berada di GOR Soemantri.
Namun ia berujar meskipun lapangan gravel dinilai kurang memenuhi standar, ia berharap itu tidak akan mengaburkan makna dan maksud dari kejuaraan Pepapernas tersebut.
"Penggunaan gravel juga tidak salah kok. Kan ini event untuk menguatkan rasa peduli dengan disabilitas, membangkitkan persudaraan, percaya diri, sehingga hanya masalah lintasan jangan sampai akhirnya malah batal," katanya.