Ambon (ANTARA) - Pihak Pertamina Cabang Ambon melakukan pembinaan terhadap seluruh lembaga penyalur bahan bakar minyak (BBM) guna memperbaiki kinerja mereka dalam memberikan pelayanan secara langsung kepada konsumen.
"Beberapa pekan terakhir ini kita juga melakukan pembinaan kepada lembaga penyalur, jadi ada BBM yang didistribusikan ternyata tidak langsung ke konsumen dan sebagian ada yang dijual ke tingkat pengecer, padahal itu tidak dibenarkan," kata Sales Area Pertamina setempat, Wira Pratama d Ambon, Rabu,
Penjelasan Wira Pratama disampaikan dalam rapat kerja bersama komisi II DPRD Maluku dipimpin Saodah Tethol.
Menurut dia, mereka harus memperbaiki kinerjanya dan kalau tidak mengikuti aturan yang berlaku maka minyaknya akan dialihkan ke lembaga penyalur terdekat.
Karena diharapkan minyak di lembaga penyalur itu dirasakan langsung konsumen yang berhak dan bukan menjadi perantara antara SPBU dan pengecer baru ke konsumen.
Terkait kuota BBM, berdasarkan aturan itu ada tiga jenis bahan bakar tertentu yakni biosolar dan ada subsidinya, kemudian jenis bahan bakar khusus penugasan premiun saja dan prinsipnya penugasan yang ada subsidinya.
Kemudian jenis bahan bakar umum produknya untuk wilayah Maluku adalah petralite, petramax, dan dexlite untuk kendaraan.
Di Maluku secara total untuk kendaraan sendiri, kuota dari BPH Migas 2019 untuk produk biosolar 61.299 kilo liter, sedangkan kuota sampai dengan 31 Oktober 2019 51.055 KL dan itu realisasinya sudah lebih dari target
Kuota BPH Migas ini disalurkan untuk kendaraan di darat maupun di laut yang memang menggunakan biosolar.
SPBU pompa yang dahulu dikenal dengan APMS ada enam dan SPBU nelayan ada empat, kemudian untuk wilayah Maluku ada beberapa terminal BBM di Wayame, Masohi, Bula, Namlea, Dobo, Tual, dan Saumlaki yang biasanya mensuplai kepada 77 lembaga penyalur di Maluku.
Distribusi bbm di sini ada suplai point atau terminal seperti Wayame, ada yang melayani moda transportasi darat dan laut.
Jadi memang untuk wilayah kepulauan ini cukup kompleks distribusinya seperti di Masohi dari mobil tangki kemudian masuk ke kapal kemudian dari situ bongkar lagi ke mobil tangki baru masuk ke lembaga penyalur.
Tantangan lainnya jalur transportasi dari seram bagian barat ke Maluku Tengah masih terputus yakni di jembatan Waikaka, dekat Desa Tala, Kecamatan Amalatu di Kabupaten SBB.
Suplai utama ke terminalnya di Masohi dan secara reguler bisa melewati jembatan hanya tiga sampai empat jam dan mengingat ada jembatan yang sementara putus maka harus melalui jalur memutar antara 12 sampai 14 jam.
Sehingga menjadi kendala bagi Pertamina dimana distribusi jadi terhambat dan akibatnya suplai menjadi cepat habis dan sudah ada antrian.
"Kita upayakan suplai tidak terputus, namun kendala jauhnya jarak distribusi menjadi tantangan," katanya.
Pertamina Cabang Ambon bina lembaga penyalur BBM perbaiki kinerja
Rabu, 20 November 2019 20:11 WIB