Tidore Kepulauan (ANTARA) - Aktivitas lalu lintas di jalan Trans Halmahera, Maluku Utara (Malut) mulai normal pascablokade jalan oleh ratusan wargadesa Tului, Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan(Tikep) terkait tapal batas antara desa Tului dan desa Toseho.
"Aksi blokade jalan ini telah normal, meskipun aksi protes dan boikot jalan ini akibat belum adanya kesepakatan dari pihak pemerintah daerah setempat terkait tapal batas," kata Kapolres Tidore Kepulauan, AKBP Yohanes Jalung di Ternate, Minggu.
Sebelumnya, Wali Kota Tidore Kepulauan sempat memberikan penjelasan kepada warga yang memblokade jalan sejak Rabu (25/11) lalu, akan tetapi upaya dari pemerintah terkait belum diterima oleh warga setempat.
Dalam aksi blokade jalan itu, Polres Kepulauan Tidore Kepulauan menerjunkan sedikitnya 30 personel yang juga dibantu anggota Kodim Tikep sebanyak 2 regu untuk mengamankan aksi ini.
Aksi tersebut menyebabkan kemacetan sepanjang 3 km, akibatnya pengemudi kendaraan roda empat dan para penumpang terlantar di badan jalan sejak pagi.
Bahkan, dalam aksi itu, sejumlah penumpang angkutan umum belum diizinkan untuk melewati blokade tersebut.
Aksi yang melibatkan ratusan warga mengamuk dan menutup badan jalan dengan menggunakan batu dan pepohonan sebagai bentuk rasa kekecewaan karena warga menganggap pemerintah lambat menyelesaikan atau menentukan persoalan tapal batas yang kini menyebabkan konflik di kedua desa.
Sementara itu, Kepala Desa Tului, Syafrudin Safar dihubungi mengakui, aksi yang dilakukan warganya merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemkot setempat yang belum menuntaskan masalah tapal batas antara kedua desa tersebut.
Selain itu, tapal batas yang ditentukan secara sepihak tanpa melibatkan masyarakat dan pemerintah desa setempat dan warga menilai tapal batas yang dibuat untungkan Desa Toseho.