Saumlaki (ANTARA) - Tim medis yang menangani BN, salah seorang diduga terjangkiti Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) dari desa Sifnana, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, yang kini sedang menjalani karantina di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. PP Magretti, belum bisa memastikan penyakitnya karena sample baru dikirim ke Jakarta, Sabtu (15/2).
"Spesimennya baru dikirim kemarin sore (Sabtu-red) dan tiba di Puslitbangkes pukul 18:00 WIB. Nah, karena hari ini merupakan hari libur maka mungkin hari Senin baru proses penelitian spesimen yang kita kirim. Normalnya itu antara dua sampai lima hari baru bisa terima hasil laboratorium" kata Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Edwin Tomasoa di Saumlaki, Ahad.
Proses pengiriman spesimen dikawal oleh petugas khusus dari laboratorium kesehatan Ambon dan dipastikan telah diterima oleh pihak Puslitbang Kemenkes RI.
Tomasoa menambahkan, Alat Perlindungan Diri (APD) yang dibutuhkan oleh tim medis dari RSUD dr. PP Magretti Saumlaki telah diserahkan oleh Dinkes Provinsi Maluku pada Kamis dan saat ini sudah digunakan oleh tim medis.
Kondisi pasien saat ini sudah stabil dan tidak ada keluhan. Kondisinya mendekati normal.
"Sementara belum dibutuhkan dokter spesialis, karena kondisi pasien stabil. Nanti hasilnya sudah ada, baru berdasarkan hasil itu, kita akan bertindak" katanya.
Tomasoa memastikan, rumah sakit akan tetap menerapkan sistem penjagaan yang ketat sehingga tak satupun yang bisa menemui BN.
BN (19) seorang warga desa Sifnana, kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dikarantina oleh tim medis RSUD dr PP Magretti Saumlaki sejak 12 Februari 2020 karena khawatir terinfeksi Covid-19.
BN adalah seorang mahasiswa yang baru kembali dari Malaysia tanggal 7 Februari 2020.
Ketika datang ke Sifnana, BN masih dalam kondisi sehat. Hanya saja yang bersangkutan mengeluh sesak nafas, sedikit batuk dan demam, serta nyeri di tulang belakang.*