Ternate (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), menyatakan, satu Orang Dalam Pemantauan (ODP) meninggal dunia di RSU Tobelo, pada Minggu(19/4) setelah menjalani perawatan selama delapan hari.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Halut, Deky Tawaris dihubungi dari Ternate, Minggu, menyatakan, bersangkutan mulai masuk rumah sakit sejak delapan hari lalu karena mengalami sakit.
Pasien berjenis kelamin perempuan tersebut berasal dari Kecamatan Malifut berumur diatas 30 tahun.
"Memang, almarhumah ditetapkan sebagai ODP karena mempunyai kontak dengan suaminya yang baru kembali dari Ternate," ujarnya.
Dia menyatakan, bersangkutan menjalani perawatan selama delapan hari di RSUD Tobelo kondisi fisik yang tidak menunjukkan perubahan yang lebih baik, malah semakin memburuk akibat sakit yang dideritanya, berdasarkan rapit test hasilnya negatif dan sesuai pemeriksaan medis yang bersangkutan sakit bukan disebabkan karena terinfeksi COVID-19, melainkan ada gejala sakit lain yang sudah lama dideritanya.
"Jenazah almarhumah hari ini sudah dibawa pulang ke Kecamatan Malifut untuk dimakamkan dan pemakaman akan dilakukan dengan standar COVID-19," ujarnya.
Sebelumnya, pada pekan lalu, seorang jenazah warga asal Maftutu Kota Tidore Kepulauan (Tikep), dikebumikan melalui protap penanganan COVID-19 berdasarkan hasil kesepakatan antara tim dokter bersama pihak keluarga.
Dirut RSUD Kota Tidore Kepulauan, dr Fahrizal Maradjabessy membenarkan, jenazah berjenis kelamin perempuan berumur 46 tahun dari hasil diagnosa memiliki gejala penomia termasuk penyakit bawaan diabetes.
Menurut dia, pasien asal Kecamatan Tidore Timur tersebut dirujuk ke RSU Tidore pada Jumat lalu dengan gejala panas, batuk dan sesak napas, bahkan kondisinya mulai memburuk pada pagi itu, namun saat dilakukan rapid test hasilnya pasien ini non reaktif.
Selain itu, hasil rontgen dan laboratorium menunjukkan kalau almarhumah mengalami infeksi berat di paru-paru dan pasien memiliki penyakit bawaan diabetes.
Fahrizal mengakui, kalau pasien ini tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terpapar, tetapi anaknya yang baru datang dari Bandung sekitar 10 hari yang lalu dan sudah dilakukan rapid test pertama yang hasilnya juga non reaktif.