Ambon (ANTARA) - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku pada Februari 2020 tercatat sebesar 7,02 persen, yang menunjukkan di daerah perkotaan lebih tinggi dari perdesaan.
"Sedangkan angkatan kerja pada Februari 750.634 orang, dan penduduk yang bekerja di Maluku pada Februari 2020 sebanyak 697.924 orang," kata Yusuf Tatar Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Maluku di Ambon, Rabu
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Maluku pada Februari 2020 sebesar 60,81 persen, dimana TPAK laki-laki lebih tinggi dari perempuan.
Menurutnya selama setahun terakhir ini, kategori yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja paling besar adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Pada Februari 2020, sebesar 65,60 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal naik 2,48 persen poin dibanding Februari 2018 turun 3,43 persen poin dibanding Februari 2019, sedangkan Februari 2020 tercatat 31,79 persen penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) mencakup 8,56 persen setengah penganggur dan 23,23 persen pekerja paruh waktu.
Menurut Yusuf, secara umum struktur ketenagakerjaan Maluku pada Februari 2020 mengalami perubahan bila dibandingkan dengan keadaan setahun lalu. Jumlah angka kerja di Maluku pada 2020 tercatat sebanyak 750.634 orang, berkurang sebanyak 14,305 orang atau terjadi penurunan angka kerja sebesar 1,87 persen.
Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Maluku pada Februari 2020 sebanyak 697,624 orang berkurang sebanyak 14.194 orang dibanding keadaan Februari 2019 yang tercatat sebanyak 712.118 orang.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa jumlah orang yang bekerja dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 1,99 persen.
"Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Maluku juga turut mengalami penurunan. TPAK pada Februari 2020 tercatat sebesar 60,81 persen, turun 2,31 persen poin dibanding setahun yang lalu," ujarnya.