Ambon (ANTARA) -
Bhabinkamtibmas Desa Roro, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Briptu Yulianti Maitara memotivasi warga setempat untuk kembali mengolah buah Galoba menjadi sirup sebagai salah satu sumber pendapatan.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan Raja (Kades) Roho, Jefry Maoky dan isterinya Negsih sebagai pencetus dan pembuatan Sirup Galoba Tahalolo.
Buah galoba yang berbentuk jantung pisang dan isinya berupa biji-bijian halus berwarna hitam ini dikenal masyarakat Indonesia sebagai buah pining bawang atau bahasa ilmiahnya hornstedtia allieacea.
Menurut dia, sirup Galoba Tahalolo ini sudah menjadi ikon Desa Roho sejak tahun 2019, tetapi saat itu terkendala dengan dukungan anggaran sehingga mereka tidak lagi memproduksinya.
Apalagi sejak Indonesia mengalami pandemi COVID-19, sehingga muncul inovasi Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat yang mata pencahariannya sebagai petani melalui pembuatan sirup tersebut.
"Saya bersama masyarakat desa saling membantu dalam pencarian bahan baku buah galoba yang letaknya jauh di tengah hutan dan harus berjalan kaki," ujarnya.
Setelah galoba diambil dan buahnya dilepas dari tangkai, lalu dicuci lima sampai enam kali agar benar-benar bersih, kemudian kulitnya dikupas untuk mengambil isinya baru dimasak sekitar enam jam sampai airnya mengental.
"Untuk pengemasan masih sangat sederhana, dan tahap terakhir adalah pelebelan dan pemasaran melalui media sosial facebook dan rekan kerja," kata Yulianti.
Yang menjadi kendala, Sirup Galoba Tahalolo khas Desa Roho ini masih belum menggunakan lebel halal dan ijin dari BPOM karena keterbatasan biaya untuk penelitian di laboratorium.
Dia juga mengakui mantan Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa pernah memesan puluhan botol sirup tersebut untuk dibawa ke Jakarta.
Penelitian tentang khasiat buah galoba sebagai obat Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pernah dilakukan Universitas Pattimura Ambon tahun 2019.
Namun yang pertama melakukan penelitian seperti itu adalah pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Halmahera (Maluku Utara) sejak tahun 2017 dan mereka mengumumkan tentang khasiat buah galoba atau galobe (sebutan warga lokal) sebagai penawar HIV/AIDS.
Sirup dari buah galoba pun disebut dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan menambah stamina hingga ketahanan pria dan wanita.