Ambon (ANTARA) - Warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan sebagian Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku merasa kehilangan atas musibah terbakarnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Lelemuku pada Senin, (24/5) petang.
"Kami selaku wakil rakyat asal daerah pemilihan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten MBD juga sangat berduka, sebab KMP itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat," kata anggota DPRD Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Selasa.
Wakil rakyat asal F-Golkar ini juga meminta Direksi Perusahaan Daerah Panca Karya untuk bertanggungjawab atas musibah tersebut.
"Saya meminta Direksi PD Panca Karya bertanggungjawab atas peristiwa itu karena BUMD milik Pemprov Maluku ini yang dipercayakan mengelola KMP Lelemuku sejak dioperasikan beberapa tahun lalu," ujarnya.
Proses pengadaan KMP Lelemuku dimulai tahun anggaran 2015 dan 2016 senilai Rp29 miliar yang dikeleola PD Panca Karya dioperasikan untuk melayani rute Saumlaki - Adaut Kabupaten Kepulauan Tanimbar hingga Letwurung, Kabupaten MBD.
Namun pada Senin, (24/5) sekitar pukul 18:99 WIT, KMP Lelemuku mengalami musibah kebakaran di pelabuhan Saumlaki , ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan mengakibatkan seorang ABK terluka dan dievakuasi ke Rumah Sakit Magrety Saumlaki.
Satu ABK yang terluka diketahui bernama Johanis Ririmase selaku Kepala Kamar Mesin KMP Lelemuku.
Para ABK sementara mandi, sedangkan KKM yang berada di anjungan melihat KMP Lelemuka terbakar langsung menyelamatkan diri dengan seutas tali. Namun, tali itu terputus dan korban terjatuh ke laut.
Seluruh ABK melarikan diri tanpa mengamankan surat-surat penting mereka seperti ijazah, buku pelaut dan dokumen kapal.
Masyarakat Kepulauan Tanimbar - MBD kehilangan KMP Lelemuku akibat terbakar
Selasa, 25 Mei 2021 9:55 WIB