Ambon (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1442 Hijriah mendorong inflasi Maluku Mei 2021 tercatat sebesar 0,74 persen (month to month/mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen (mtm).
"Perayaan HBKN mendorong inflasi utamanya pada kelompok transportasi serta kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau," kata Kepala Kantor BI Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan inflasi tahunan Provinsi Maluku sebesar 0,85 persen (year on year/yoy), lebih rendah dari tingkat inflasi Nasional sebesar 1,68 persen (yoy).
Realisasi inflasi pada Mei 2021 masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi pada 2021 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3,0 + 1 persen (yoy).
Pada kelompok transportasi, tarif angkutan udara mencatatkan inflasi terjadi di tengah pemberlakuan pembatasan mudik pada Idul Fitri tahun ini. Andil inflasi tarif angkutan udara pada Mei 2021 tercatat sebesar 0,22 persen (mtm).
Secara umum, puncak inflasi tarif angkutan udara tersebut terpantau terjadi pada pekan pertama Mei 2021, khususnya saat pembatasan mudik belum diberlakukan. Sejak adanya pembatasan mudik hingga akhir Mei 2021, inflasi tarif angkutan udara terpantau turun.
Sedangkan untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat mengalami inflasi sebesar 1,22 persen (mtm) didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2021.
Curah hujan yang masih cukup tinggi pada Mei 2021 juga berdampak pada terganggunya pasokan komoditas perikanan antara lain seperti ikan selar, ikan cakalang, ikan kembung dan ikan teri.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah, baik di tingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya sebesar 3,0 + 1 persen.
Secara khusus, ikan segar dan cakalang tercatat menyumbang total sebesar 0,29 persen inflasi pada Mei 2021. Tekanan inflasi yang lebih tinggi di Provinsi Maluku tertahan oleh deflasi kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05 persen (mtm).
Pengendalian inflasi di Maluku dilakukan melalui strategi kebijakan 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Tindak lanjut dari pembahasan pengendalian inflasi di antaranya berkoordinasi dengan Disperindag dan BULOG Provinsi Maluku untuk memastikan stok dan harga bahan pokok di setiap gudang maupun pedagang di Provinsi Maluku terjangkau dan tercukupi.
"Komunikasi mengenai ketersediaan barang digencarkan melalui media sosial elektronik maupun melalui siaran RRI Kota Ambon. Koordinasi dengan ASDP Provinsi Maluku juga ditingkatkan dalam upaya memastikan kelancaran distribusi bahan pokok," kata Noviarsano.
Dikatakannya lagi, menjelang Idul Fitri 2021, deflasi juga terpantau terjadi pada kelompok hiburan, seperti bioskop dan mainan anak-anak. Dampak penurunan harga tiket bioskop terpantau mencapai mencapai lebih dari Rp10 ribu ketika akhir pekan.
Deflasi pada kelompok ini disebabkan karena penurunan harga bioskop dan mainan anak masing-masing sebesar -10,56 persen (mtm) dan -5,54 persen (mtm), yang ditengarai terjadi karena preferensi pengeluaran masyarakat yang masih terfokus kepada barang-barang primer menjelang Idul Fitri.
"Melalui kegiatan pemantauan harga BI, dampak penurunan harga tiket bioskop terpantau mencapai lebih dari Rp10 ribu ketika akhir pekan," ucap Noviarsano.
Baca juga: BI Maluku : Gapoktan Desa Passo harus miliki koperasi
Baca juga: BI Maluku beri pelatihan budi daya keramba