Kupang (ANTARA) - Warga di desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, yang berbatasan laut dengan Australia bergotong royong bersama dengan TNI membangun tiga gedung sekolah dan satu ruang guru di SMP Kristen Amarasi.
Pantauan ANTARA, Senin, pembangunan sekolah itu tidak hanya melibatkan kaum pria, tetapi ibu-ibu juga ikut membantu pembangunan sekolah itu, walaupun di tengah terik matahari.
"Kegiatan TMMD ini positif sekali bagi warga di sini, hal ini terlihat sekali gotong royong atau kemanunggalan antara TNI dan dan warga di desa ini," kata Kepala Desa Nekmesa, Krisma Jems.
Menurut dia, di desa itu, program TMMD ke 111 fokus pada pembangunan sekolah dan ruang guru, serta satu mandi cuci kakus (MCK) serta pekerjaan non fisik seperti penyuluhan dan lainnya.
Baca juga: Satgas TNI bimbing belajar anak di perbatasan Indonesia - Papua Nugini
Menurut dia, dengan target pengerjaan selama satu bulan, bukan pekerjaan yang mudah karena harus selesai dalam waktu sesuai yang ditargetkan.
Oleh karena itu kemanunggalan TNI dan warga harus ada sehingga bisa cepat selesai. Menurut dia, warga di desa itu sangat antusias dengan adanya TMMD itu, khususnya dalam hal pembangunan sekolah.
"Kami merasa pembangunan sekolah ini sangat penting, karena sekolah yang nyaman tentu akan membuat anak-anak sekolah belajar juga dengan nyaman," ujar dia.
Soal keterlibatan masyarakat besar sekali, saat masyarakat mendengar adanya sasaran kegiatan TMMD di desa, khususnya sasarannya adalah pembangunan sekolah, warga sangat senang karena menurut warga sekolah merupakan tempat menimba ilmu bagi anak mereka nantinya.
"Untuk mengendalikan antusias kerja masyarakat, saya selaku Kepala Desa mengatur waktu untuk giliran kerja dan saya pun harus selalu ada dan ikut membantu sebagai pemimpin atau Kepala Desa Nekmese," ujar dia.
Sementara itu tokoh agama di Desa Sahraen, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi lokasi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Pendeta Matham Mekian Niubaby mengaku warga di desa itu sangat terbantu karena TNI membangun tempat ibadah di desa yang berbatasan laut dengan Australia itu.
"Saya dan jemaat merasa terbantu dengan adanya kehadiran TMMD ini, terbantu baik dari segi anggaran maupun dari kualitas kerja yang sangat luar biasa serta waktu yang di butuhkan sangat singkat," katanya.
Hal positif seperti semangat membangun yang ditunjukkan oleh TNI itu mendorong masyarakat untuk turut serta bergotong royong membangun gereja yang sudah sejak 1950 itu dibangun.*
Baca juga: Kasal: Minat pemuda di perbatasan masuk TNI AL minim, perlu jadi perhatian Pemda