Jakarta (ANTARA) - Keberangkatan atlet dua cabang olahraga (cabor) menuju Olimpiade Tokyo 2020/2021 diputuskan diundur sebagai langkah antisipasi Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Chef de Mission setelah beberapa orang ditemukan sedang dalam kondisi kesehatan yang kurang fit.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan keberangkatan dua cabang olahraga yakni rowing dan dua orang dari angkat besi yang awalnya diagendakan malam ini diundur menjadi Selasa (20/7), dan berangkat bersama tim Head Quarters yang dikawal oleh tiga Komite Eksekutif Indra Gamulya, Rafiq Hakim Radinal serta Arlan Perkasa Kusuma.
“Penerbangan cabor rowing kami ubah ke Selasa. Begitu juga atlet angkat besi Deni yang nanti berangkat didampingi coach Lukman. Perubahan dilakukan berdasarkan rekomendasi tim dokter karena mereka ada gejala flu,” kata Ferry dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
“Kami perlu mengantisipasi dengan memisahkan keberangkatan dari rombongan besar demi mementingkan unsur kesehatan dan keselamatan tim Indonesia,” tambah dia.
Baca juga: Olimpiade Tokyo tanpa penonton, badan olahraga kecewa
Meski jadwal penerbangan mereka berubah, Ferry memastikan itu tidak mempengaruhi keikutsertaan atlet-atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo.
Sesuai jadwal, rowing baru akan bertanding pada 24 Juli, sedangkan Deni tampil pada 25 Juli. Coach Lukman juga bisa mendampingi Eko Yuli Irawan (61kg) yang akan bertanding pada hari yang sama.
Kebijakan karantina tiga hari yang ditetapkan pemerintah Jepang juga dinilai tak akan menjadi masalah bagi atlet karena mereka masih memiliki waktu sampai hari pertandingan tiba.
Dengan mundurnya jadwal keberangkatan tim rowing dan dua orang dari angkat besi maka rombongan yang terbang malam ini adalah 13 atlet serta 11 pelatih dan ofisial dari lima cabang olahraga, yakni panahan (4 atlet), angkat besi (4), menembak (1), renang (2), dan surfing (1+1 atlet cadangan).
Baca juga: Pebalap sepeda Australia Cameron Meyer mundur dari Olimpiade Tokyo, pilih dampingi ayahnya
“Untuk atlet di luar karantina kami, yaitu surfing langsung berangkat dari Bali, transit di Bandara Soekarno Hatta untuk bergabung dengan atlet-atlet lain dan bersama-sama berangkat dengan maskapai komersial yang sama dengan rombongan pada 21.55 menuju Tokyo,” kata Ferry.
Rombongan terakhir adalah tim atletik dan Sekjen KOI yang akan bertolak pada 24 Juli.
Seluruh kontingen Indonesia yang berangkat sudah divaksinasi dan menjalani karantina dengan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan TOCOG. Bahkan, CdM dan KOI juga meningkatkan uji dengan tes swab PCR selama tujuh hari beruntun dengan hasil uji di hari ke-4 dan 30 jam sebelum keberangkatan wajib diserahkan ke pemerintah Jepang sebagai syarat wajib.
Baca juga: Waduh, atlet Olimpiade Serbia positif COVID-19 di Jepang
Baca juga: Akibat hisap ganja, sprinter AS Richardson terancam gagal ke Olimpiade