Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, berdasarkan hasil pemantauan Kota Ternate pada Juli 2021 mengalami inflasi sebesar 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,26.
Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Senin, mengatakan, inflasi sebesar 0,55 persen sesusia perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2021 secara umum di Kota Ternate menunjukkan adanya kenaikan harga.
Di mana, tingkat inflasi tahun kalender Juli 2021 sebesar 1,14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 2,71 persen. Ada beberapa komoditas yang dominan mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi pada Juli 2021 di Kota Ternate antara lain beberapa jenis ikan segar, angkutan udara, cabai rawit, dan biaya pulsa ponsel.
Menurut Aidil, pada Juli 2021, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada satu kelompok pengeluaran dan enam kelompok pengeluaran stagnan.
Selain itu, untuk kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,17 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasi sebesar 0,76 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 1,09 persen.
Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Sedangkan, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; kelompok pendidikan dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks (stagnan).
Kelompok ini pada Juli 2021 mengalami inflasi sebesar 1,17 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,73 pada Juni 2021 menjadi 117,08 pada Juli 2021. Kelompok ini pada Juli 2021 memberikan andil/sumbangan inflasi Kota Ternate sebesar 0,42 persen.
Pada kelompok ini, dua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan sebesar 1,46 persen dan subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen, subkelompok minuman yang tidak beralkohol tidak mengalami perubahan indeks (stagnan).
Aidil menambahkan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada kelompok ini, yakni beberapa jenis ikan segar, cabai rawit, dan cabai merah.