Ambon (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Ambon mendata jumlah peserta program Keluarga Berencana (KB) aktif hingga periode Juni 2021 mencapai 51.015 Pasangan Usia Subur (PUS).
"Pesarta KB aktif kita diatas standar Nasional CPR yakni mencapai 88, 24 persen dengan jumlah 51.015 PUS," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Patty, Sabtu.
Ia mengatakan, presentasi capaian peserta KB aktif sebesar 128,67 persen dari perkiraan permintaan masyarakat sebesar 34.947 pasangan.
Sedangkan PUS baru yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 3.882 dari jumlah permintaan masyarakat 7.763, yakni mencapai 59,01 persen.
"Kita berharap sampai dengan Desember 2021 bisa mencapai 100 persen," ujarnya.
Welly menjelaskan, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dianggap mengkhawatirkan karena tidak diimbangi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Program KB hadir untuk menjawab setiap persoalan terkait kependudukan, dimana KB merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang baik dari segi kesejahteraan ekonomi, sosial dan budaya.
Diakuinya, secara kualitas program KB belum dikatakan sukses, karena mayoritas masyarakat masih memilih menggunakan KB jangka pendek seperti suntik, kondom, dan PIL.
Disisi lain, pemerintah menganjurkan masyarakat menggunakan KB jangka panjang seperti IUD, Implant, MOW dan MOP.
"Alat kontrasepsi ini dianggap lebih efektif untuk menunda kehamilan hingga jangka waktu tiga tahun lebih.
Metode KB jangka panjang yakni MKJP dinilai lebih aman karena minim sekali efek samping.
"Program KB ini harus dilakukan agar bisa menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan dalam menjamin kesejahteraan keluarga, " katanya.