Ambon (ANTARA) - DPRD Provinsi Maluku meminta PT Pertamina memperbaiki cara sosialisasi program sosialisasi BBM yang ramah lingkungan, yang sejauh ini melibatkan aparat kepolisian dan kejaksaan, karena ternyata belum menyentuh masyarakat sehingga menimbulkan gejolak.
"Ada strategi pengisian solar 50 persen dan petralite 50 persen karena ada program Pertamina untuk ramah lingkungan, makanya mereka sudah lebih gencar untuk menjual Petralite dan Pertamax," kata Ketua Komisi II DPRD Maluku, Santhy Tethol di Ambon, Jumat.
Menurut dia, strategi sosialisasi program tersebut ke setiap kabupaten dan kota di Maluku lebih banyak melalui kepolisian dan kejaksaan. Ia menyatakan ada kekecewaan wakil rakyat kenapa warga masih banyak yang tidak mengetahui kebijakan itu sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat, salah satunya aksi mogok supir angkot di Ambon pada Kamis (26/8).
Penjelasan Santhy disampaikan usai melakukan rapat tertutup bersama manajemen PT. Pertamina Cabang Ambon dan sejumlah pemilik SPBU terkait aksi demonstrasi para supir angkot yang sulit mendapatkan BBM jenis premium.
Baca juga: Supir angkot di Ambon tuntut kenaikan tarif angkutan, keterbatasan premium
Para pengemudi angkot ini juga mengeluhkan tingginya harga BBM jenis lain seperti pertamax dan pertalite ketimbang harga premium, sementara harga angkutan umum tidak mengalami kenaikan.
"Jadi menyangkut masalah HET dan standar harga angkutan umum nantinya akan dibahas Pertamina dengan Pemerintah Kota Ambon untuk menentukannya," jelas Santhy.
Seles Area Manager PT. Pertamina Cabang Ambon, Wilson mengatakan stok solar masih ada di lapangan karena fungsinya menjalankan roda perekonomian juga.
"Kami sudah menyampaikan kepada komisi II DPRD terkait programnya, dan menyangkut HET pada awal September 2021 ini sudah ada hasilnya dari pemkot untuk diturunkan kepada para pengemudi angkot," jelas Wilson.
Dia juga mengakui kalau Pertamina tidak kekurangan stok, apalagi Depo Wayame itu paling besar di wilayah timur Indonesia, jadi tidak perlu khawatir karena tidak ada lagi kendala cuaca yang ganggu distribusi.
"SPBU itu menjual solar dan juga dexlite, sekarang masyarakat tinggal memilih mau menggunakan BBM yang mana, sebab dexlite itu ramah lingkungan dan lebih berkualitas dan sulfur yang dihasilkan juga masih lebih rendah," katanya.
Dikatakan, yang namanya biosolar itu pasti disubsidi, sedangkan jenis Dexlite tidak disubsidi dan sesuai peruntukkannya jadi tidak ada pengaturannya juga.
Dia juga meminta bantuan media menginformasikan kepada masyarakat yang ingin membangun stasiun kecil SPBU berupa pertashop dipersilahkan karena nilai investasinya juga lebih kecil, lebih mudah, dan bisa juga tersebar.
Untuk Pulau Ambon saat ini sudah ada tiga pertashop yang beroperasi sehingga masyarakat semakin lebih mudah dalam mendapatkan BBM.
Pertamina memiliki stok BBM lebih dari sepuluh hari dan biasanya kapal tanker selalu masuk setiap saat.
Baca juga: Tarif angkutan di Ambon disesuaikan mulai 7 September, dampak premium dihapus
DPRD Maluku soroti sosialisasi BBM ramah lingkungan tidak optimal
Jumat, 27 Agustus 2021 16:30 WIB