Banyak Warga Ambon Tidak Terima Obat Filariasis
Rabu, 29 Desember 2010 16:23 WIB
Banyak warga Kota Ambon yang tidak menerima penyaluran obat filariasis secara gratis sejak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) pada 2009, kata seorang warga di Ambon, Selasa.
Padahal, Kota Ambon ditetapkan sebagai daerah endemik filariasis atau kaki gajah pada 2009 sehingga Kementerian Kesehatan (Kemkes) mengalokasikan obat untuk penanganan dan pencegahan penyakit tersebut di Maluku untuk dibagikan kepada masyarakat.
"Saya tidak tahu kalau ada program pencegahan penyakit kaki gajah karena selama dua tahun ini belum pernah diberitahu oleh Ketua RT setempat dan tidak ada petugas Puskesmas yang datang membagi-bagikan obat filariasis," kata Markus.
Warga RT 03/05 Dusun Wistopong, Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe itu mengatakan, kemungkinan di daerahnya tidak ada penderita penyakit kaki gajah sehingga petugas Puskesmas tidak menjangkau wilayah itu saat membagi-bagikan obat filariasis.
Sementara Josie dan Shanty masing-masing warga RT RT001/01 Desa Passo, Kecamatan Baguala dan RW 06 Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau di tempat terpisah mengatakan bahwa mereka juga belum sekali pun didatangi petugas Puskesmas untuk diberikan obat filariasis.
Sedangkan Muna, warga RT003/05 Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau mengaku pernah mendapat obat filariasis usai peringatan HKN Tahun lalu, 12 Nopember. Namun pada perayaan HKN tahun ini, dirinya belum didatangi petugas yang membagi-bagikan obat itu.
"Tahun lalu(2009) saya dapat (obat filariasis), tahun ini belum," kata Muna.
Pernyataan Muna itu senada dengan penjelasan Ketua RT003/05 Desa Batumerah, Arifin Marupaey bahwa tahun ini obat filariasis belum dibagi di wilayahnya.
"Kalau obat itu dibagi, saya pasti tahu," kata Arifin Maruapey.
Kepala Puskesmas Rijali, Desa Batumerah, Nurhajati Jasin mengatakan, obat filariasis yang mereka terima dari dinas Kesehatan Kota Ambon telah dibagikan kepada masyarakat dari rumah ke rumah sejak 12 Nopember lalu. Setiap RW ditangani oleh satu orang petugas daerah binaan (darbin).
"Hingga kini pun masih ada yang jalan ke rumah-rumah warga. Biasanya mereka lakukan sepulang kerja agar tidak menggangu pelayanan di puskesmas," kata Nurhajati Jasin.
Saat perayaan HKN 2010, sebanyak 40 orang pasien Puskesmas Rijali diberikan obat filariasis karena dinyatakan sehat. Obat tersebut diberikan kepada pasien melalui pemeriksaan lengkap.
Bila seseorang dideteksi mengidap penyakit misalnya jantung, lever, sakit kuning atau ibu hamil dan wanita menyusui juga para lanjut usia (lansia) tidak akan mendapatkan obat tersebut.
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui nyamuk. Ciri-cirinya, terjadi benjolan di ketiak dan kelir yang berulang-ulang seperti bisul disusul demam.
Seorang penderita filariasis yang mengalami pembengkakan pada kaki atau tangannya atau perempuan yang mengalami pembesaran di payudara, sedangkan laki-laki di buah pelirnya menandakan penyakit itu sudah kronis.