Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu menegaskan, warga Tionghoa turut berperan penting untuk membangun dan meningkatkan perekonomian di daerah itu."Saya harus akui peran warga Tionghoa sangatlah besar untuk membangun perekonomian Maluku, terutama pascakonflik sosial 1999 lalu," tegas Gubernur Ralahalu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah Maluku, Ros Far-Far, pada perayaan Imlek 2562/2011 di Kota Ambon, Rabu malam.Diakuinya, warga Tionghoa saat ini telah menyebar di seluruh pelosok Maluku dan menguasai sektor perdagangan barang dan jasa, di mana dampaknya ikut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ini setiap tahun.Keberadaan warga Tionghoa, menurut Ralahalu, telah sejajar dan tidak bisa dilepas pisahkan dari kehidupan masyarakat Maluku yang pluralis serta bersama-sama membangun rasa persaudaraan, kekeluargaan dan toleransi antarumat beragama."Budaya warga Tionghoa pun turut mewarnai perkembangan seni dan budaya masyarakat di Maluku. Keragaman ini harus tetap dipertahankan dan dijadikan alat pemersatu," katanya.Terkait dengan pembangunan di Maluku, Gubernur Ralahalu meminta warga Tionghoa turut berperan aktif terutama dengan mengembangkan sentra-sentra produksi ekonomi baru, yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi tingginya angka pengangguran."Warga Tionghoa harus menopang pemerintah dengan membuka sentra-sentra produksi baru, khususnya produk lokal yang memiliki keunggulan serta menjamin pemasarannya ke pusat transaksi ekonomi, termasuk di pangsa pasar global," ujar Gubernur.Ralahalu mengakui, berbagai program pembangunan di Maluku yang dilakukan pemerintah setiap tahun, tidak akan berhasil jika tidak didukung keterlibatan dan peran aktif pihak swasta yang umumnya dikuasai warga Tionghoa."Pemprov Maluku masih sangat membutuhkan partisipasi dan peran aktif swasta dalam banyak hal, terutama membangun wilayah pertumbuhan ekonomi baru yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.Terkait dengan keberadaan Kota Ambon, Gubernur Ralahalu, meminta warga Tionghoa untuk mendukung kebijakan pemerintah menjadikan ibu kota provinsi Maluku itu sebagai kota transit dan pusat transaksi bisnis di masa mendatang."Ambon harus menjadi kota transit dan pusat transaksi bisnis guna menopang pembangunan wilayah lainnya di Maluku," ujarnya.Perayaan Imlek yang dihadiri 300-an warga Tionghoa, tokoh agama, pimpinan TNI/Polri serta pejabat Pemprov Maluku itu, dimeriahkan dengan atraksi barongsai yang didatangkan dari perguruan Shaolin Makassar.
Warga Tionghoa Berperan Bangun Perekonomian Maluku
Kamis, 3 Februari 2011 16:33 WIB
