Ambon (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menggelar bimbingan teknis kepada 220 pelaku usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru, khususnya di sektor industri kecil dan menengah (IKM) di Provinsi Maluku.
"Bimtek ini yang berlangsung selama tiga hari untuk mendorong pertumbuhan wira usaha baru IKM yang mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku," kata Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut (LMEA) Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari, dalam keterangan yang diterima Antara di Ambon, Rabu.
Bimtek yang berlangsung di Kota Ambon dan diikuti pelaku usaha dari empat kabupaten/kota di Maluku yaitu Kota Ambon, Seram Bagian Barat (SBB), Kepulauan Aru, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dibuka oleh Dini Hanggandari secara virtual dari Jakarta.
Menurutnya, perekonomian nasional Indonesia yang mulai tumbuh seiring melemahnya pandemi COVID-19 yakni sebesar 3,69 persen di tahun 2021, ikut di dukung oleh kinerja industri pengolahan yang menjadi salah satu kontributor utama penopang perekonomian Indonesia.
"Khusus di sektor industri pengolahan, IKM turut berperan penting terhadap kebangkitan perekonomian masyarakat, sehingga konsumsi masyarakat yang kembali meningkat mampu meningkatkan aktivitas IKM dalam produksi barang maupun jasa," katanya.
Baca juga: Kemenperin dorong IKM ikut pengadaan barang dan jasa pemerintah
Dia juga menekankan bahwa IKM turut berperan penting menjadi tulang punggung perekonomian nasional. "Bahkan mereka mampu berdiri tegak ketika kondisi ekonomi global sedang tidak stabil," kata Dini.
IKM sendiri merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia dan aktivitasnya konsisten membawa efek berganda yang luas dalam upaya mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Hingga saat ini, jumlah IKM di dalam negeri melampaui 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99 persen dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air. Selain itu, sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65 persen dari sektor industri secara keseluruhan.
Baca juga: Bea Cukai Ternate bahas ekspor komoditi IKM Maluku Utara
Dia menegaskan, bimtek tersebut dapat memacu kreativitas wirausaha baru IKM di Maluku terutama memanfaatkan dan mengolah sumber kekayaan alam menjadi produk berkualitas. Selain itu akses teknologi informasi yang terus berkembang memudahkan wirausaha baru IKM dalam proses produksi hingga peningkatan dan pemantapan produknya.
"Kemenperin terus berupaya meningkatkan kreativitas dan inovasi, salah satunya melalui penguatan ketrampilan teknis sumber daya manusia (SDM) sehingga wirausaha baru IKM dapat lebih mengeksplorasi potensi alam dan keragaman budaya sebagai inspirasi dalam menghasilkan produk berkualitas dan memiliki daya tarik di pasaran," ujarnya.
Bimtek yang merupakan bagian dari kerja sama dengan Anggota DPR RI Komisi VII dari Daerah Pemilihan Maluku Mercy Chriesty Barends, bersama Dinas Perindustrian di empat kabupaten/kota di Maluku dikhususkan untuk 11 kegiatan usaha produktif yang disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah.
Bimtek di Kota Ambon diikuti 40 peserta dengan dua jenis pelatihan yakni ikan asap cair dan daur ulang limbah, di Kabupaten SBB (40 pelaku usaha) khusus untuk kerajinan plastik dan perbaikan elektronik.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar diikuti 60 peserta untuk pengolahan pangan berbasis hasil laut, anyaman daun lontar dan perbaikan mesin motor tempel, sedangkan Kepulauan Aru dengan jumlah peserta terbanyak yakni 80 orang dikhususkan untuk pengelolaan daging ikan, anyaman lidi, perbaikan telepon seluler serta reparasi mesin kapal angkutan.
Baca juga: Disperindag Malut perkuat usaha IKM