Ambon (ANTARA) - Keluarga Soumeru tak menyangka kantong plastik di parit kebun singkong di seberang rumahnya di BTN Waitatiri Pulau Ambon, Maluku, berisi seorang bayi yang baru lahir.
Pagi itu pada 3 Agustus 2022, entah ada perasaan apa yang membuat Agus Gamaliel Azer Soumeru tidak berangkat bekerja, padahal itu sempat membuat istrinya kesal. Namun, ia meyakini apa yang terjadi hari itu sudah suratan takdir.
"Kalau saja hari itu saya berangkat kerja, mungkin bayi itu tidak ditemukan dalam keadaan hidup," kata Agus kepada ANTARA pada akhir pekan lalu.
Ia masih ingat perasaan campur aduk saat mendekati kantong plastik berisi bayi itu. Badan Agus menjorok ke parit, tangannya perlahan menjangkau plastik itu, dan terdengar suara lirih seperti anak burung dari dalamnya sempat membuat hatinya "kecut".
"Suaranya seperti anak ayam. Tangan saya maju pelan-pelan, sempat terpikir kalau itu binatang apa yang nanti gigit tangan saya," tutur Agus mengisahkan.
Baca juga: Bayi laki-laki dibuang di selokan Waitatiri, Polresta Ambon selidiki pelakunya
Kantong plastik warna putih itu bagian talinya menghadap tanah. Agus memeriksa dengan seksama, dan terkejut ketika isinya adalah bayi yang masih hidup. Suara bayi mungil itu merintih seakan meminta tolong.
"Tali kantong itu diikat mati, jadi saya langsung robek plastiknya. Itu adalah bayi yang masih ada tali pusar yang melingkari badannya," kata Agus.
Kondisi bayi tersebut saat ditemukan cukup memprihatinkan. Bobot badannya 1,7 kilogram dan panjang sekira 40 centimeter. Karena itu, bayi laki-laki tersebut harus dirawat khusus di inkubator di RS Otto Kuyk Passo dan harus dibantu bernafas lewat selang oksigen.
Meski begitu, Agus bersyukur bayi tersebut masih dilindungi oleh Tuhan karena masih hidup.
"Dia bayi yang kuat, di dalam plastik dengan kondisi seperti itu bisa bertahan hidup, mungkin karena masih ada tali pusarnya yang menjadi asupan makan," katanya.
Penemuan bayi yang dibuang dengan kantong plastik itu langsung tersebar luas dari pembicaraan mulut ke mulut, pemberitaan media, hingga videonya viral di media sosial. Banyak warga yang merasa empati, dan juga marah terhadap orangtua bayi itu yang tega melakukan penelantaran.
Namun, bagi keluarga Soumere, tekad mereka sudah bulat untuk mengadopsi bayi laki-laki itu. Mereka menebus biaya pengobatan di rumah sakit sebesar Rp2,5 juta untuk membawa bayi itu pulang.
Baca juga: Dinkes Ambon gencarkan imunisasi rutin untuk bayi & balita
Bayi laki-laki itu kini terlihat lebih sehat, parasnya rupawan dengan hidungnya yang mancung. Dia kini memiliki keluarga baru, dan diberi nama seperti orang yang menemukannya, yakni Agus Gamaliel Azer Soumeru.
"Agus nama yang bagus, seperti nama orang yang menemukannya. Dia jadi cucu ke-10 saya," kata Agus dengan bangga.
Hingga kini orang tua asli bayi laki-laki itu belum diketahui. Namun, dia kini sudah aman di keluarga Soumeru yang menerima dengan hati yang tulus. Bayi itu kini kerap dirawat oleh Nefi Soumeru, putri Agus.
"Kita adopsi bukan hanya karena rasa kemanusiaan, tapi karena anak sekecil ini kasihan dan kita sangat sayang sekali. Jadi alasan mengadopsi karena ini adalah titipan Tuhan," kata Nefi sambil menggendong bayi Agus.
Nefi mengatakan kondisi bayi kini makin kuat, dan bisa menangis. Bayi tersebut juga tidak terlalu rewel saat digendong.
Sejumlah dermawan juga menyambangi rumah keluarga Soumeru untuk memberikan bantuan untuk bayi tersebut. Salah satunya adalah Kolonel Jones Sasmita, Wakil Komandan Rindam Kodam XVI/Pattimura yang datang bersama istrinya, Beby Jones. Mereka datang membawa bantuan banyak popok untuk bayi lucu itu.
"Iya, awalnya kita mau adopsi kalau bayinya belum ada yang merawat karena kasihan, padahal bayinya ganteng begitu," kata Beby Jones.
Ia mengatakan nalurinya sebagai seorang ibu langsung tergerak ingin mengadopsi setelah membaca berita penelantaran bayi itu. Beby Jones bersama Wadanrindam sempat mendatangi RS Otto Kuyk, tapi bayi itu sudah dibawa pulang oleh keluarga Soumeru.
Ia akhirnya menyerahkan bantuan langsung ke rumah keluarga Soumeru di BTN Waitatiri, dan berkesempatan untuk menggendong bayi itu.
"Kok bisa setega itu ibunya membuang bayi ganteng ini. Kalau bayi ini bisa bicara, mungkin dia akan bilang: saya juga tidak minta untuk dilahirkan seperti ini," kata Beby Jones.
Baca juga: Legislator Maluku minta polisi tangkap pelaku pembuang bayi, Ayu Hasanussy: harus dihukum seberat-beratnya
Akhir Bahagia untuk Bayi yang dibuang di parit Waitatiri
Minggu, 7 Agustus 2022 14:15 WIB