Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Maluku berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berupa penyajian berbagai jenis makanan olahan berbahan sagu terbanyak, di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu.
"Hari ini MURI mencatat ada 521 jenis penganan berbahan sagu yang disajikan secara bersamaan. Ini menjadi rekor baru penyajian jenis makanan terbanyak berbahan sagu," kata Direktur Operasional MURI Yusuf Madri saat mengumumkan rekor MURI itu.
Pengumuman rekor MURI itu disaksikan langsung olej Gubernur Maluku Murad Ismail, Ketua TP PKK Maluku Widya Pratiwi Murad, Kapolda Maluku Irjen Pol. Lotaria Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh A. Setyawibawa serta sejumlah Bupati dan Wali Kota di Maluku.
Menurut Yusuf Madri, rekor tersebut selain memecahkan rekor sebelumnya sebanyak 396 jenis menu berbahan sagu, juga sekaligus sebagai kado HUT ke-77 Provinsi Maluku yang jatuh pada 19 Agustus 2022.
"Rekor ini dicatat MURI sebagai rekor baru tingkat dunia karena di belahan dunia mana pun belum ada yang menyajikan jenis makanan terbanyak berbahan sagu. Rekor sebelumnya hanya 396 jenis menu," kata Yusuf dan disambut tepuk tangan warga yang memenuhi Lapangan Merdeka Ambon.
Yusuf kemudian menyerahkan piagam MURI kepada Ketua TP PKK Maluku Widya Pratiwi Murad sebagai pemrakarsa pemecahan rekor MURI,.serta piagam lainnya kepada Dinas Ketahanan Pangan Maluku sebagai penyelenggara kegiatan itu.
Baca juga: Pelaku UMKM diminta kembangkan olahan sagu di Maluku, perlu kebijakan hulu sampai hilir
Dia berharap pemecahan rekor MURI itu tidak sekedar seremonial, tetapi dapat menggelorakan kembali semangat masyarakat Maluku untuk kembali mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok, sekaligus diversifikasi pangan lokal untuk menjaga ketahanan pangan secara nasional.
Baca juga: Pemprov Maluku bersiap pecahkan rekor MURI makanan dari sagu terbanyak
Aneka sajian pangan lokal berbahan dasar sagu yang tersaji dalam berbagai varian, ujarnya, telah membuka peluang pasar pangan lokal di tingkat domestik, maupun antarwilayah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menyediakan konsumsi pangan sumber karbohidrat yang sehat dan lezat.
Murad menyatakan kekaguman dan kebanggannya terhadap kemampuan ibu-ibu dalam berinovasi guna mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan di Maluku.
"Masalah ketahanan pangan adalah masalah kita bersama. Dibutuhkan komitmen dan kerja sama terutama antara pemerintah, swasta, masyarakat termasuk LSM dan perguruan tinggi untuk melakukan diversifikasi pangan lokal yang bernilai ekonomi serta mampu menembus pangsa pasar dalam dan luar negeri," katanya.
Dia juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ketua dan seluruh jajaran TP PKK Maluku yang telah berinisiatif melakukan pemecahan rekor MURI, yang dinilainya sebagai momentum penting dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan di provinsi Maluku.
Baca juga: Polda Maluku pecahkan rekor MURI minum jus pala terbanyak, ikut dukung pemulihan ekonomi
"Kita orang Maluku bangga memiliki sagu sebagai pangan lokal. Sagu bukan hanya berfungsi sebagai pangan, tapi juga identitas budaya yang keberadaannya patut kita jaga dan lestarikan. Kanyang seng harus deng nasi (kenyang tidak harus dengan nasi), sehat deng (dengan) pangan lokal," tandasnya.
Murad juga malah membuat jargon "beta suka sagu, ale jua suka sagu, katong samua paling suka makan sagu… dengan sagu mari katong menyapa Indonesia, dengan sagu mari katong menyapa dunia".
Mantan Kakor Brimob Polri itu juga didampingi Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi juga berkesempatan mencicipi aneka ragam menu berbahan sagu, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup yang disajikan saat itu.
Baca juga: UMKM jus pala Morella dari Maluku ingin produknya mendunia, begini potensinya