Ambon (ANTARA) - Dinas Ketahanan dan Pangan Provinsi Maluku, meminta para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar mengembangkan olahan sagu di Maluku menjadi lebih bermanfaat.
“Jadi kami pengen kembangkan sagu, yang selama ini sagu ini kan kami cuma kelola sebatas papeda, sagu tumbu. Jadi sekarang kita minta kembangkan di Maluku dengan 521 resep yang sekarang kami pecahkan rekor murinya,” kata Kepala Dinas Ketahanan dan Pangan Provinsi Maluku, Luthfi Rumbia, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, hal ini bertujuan agar masyarakat lebih memanfaatkan sagu, dan para petani sagu pun ekonominya bisa lebih meningkat.
“Resepnya bisa diperoleh, dan bisa dicoba oleh siapa saja, karena kami ingin bahwa sagu ini tidak hanya sekadar untuk makan-makanan biasa, tapi bisa jadi makanan ringan, kue kering, kue basah, puding, minuman, dan segala macam,” ujar Luthfi, yang juga sebagai ketua panitia rekor MURI sajian olahan sagu terbanyak.
Baca juga: Pemprov Maluku bersiap pecahkan rekor MURI makanan dari sagu terbanyak
Ia juga mempersilahkan masyarakat yang ingin terjun ke UMKM, dan ingin memperoleh resepnya, bisa dibaca dan diambil di perpustakaan wilayah.
“Karena sudah ada buku resepnya. Di youtube juga ada. Kami juga akan sebarkan nanti resepnya. Jadi bagi warga yang mau bikin stand, atau mau jual hasil olahan-olahan itu di mana saja juga boleh. Sangat dipersilakan,” katanya.Sementara itu, Nia, salah satu pembuat kerupuk dari olahan sagu mengatakan, sudah hampir dua tahun sering membuat dan menjual keripik dari sagu dengan berbagai macam varian rasa.
“Kerupuk yang kami buat ini kalau mau dibilang, cukup terjual laku juga, karena pesanan yang masuk juga banyak, meskipun tidak setiap hari,” katanya.Ia mengaku, jualan kerupuk sagu ini berasal dari papeda dingin, lalu ia berinisiatif untuk mencoba mengolahnya menjadi keripik.
“Jadi karena kami itu hobi makan papeda di rumah. Jadi papedanya kalau sudah dingin, tidak kami bung begitu saja, kami jemur di matahari, lalu kalau sudah kering, diiris tipis lalu digoreng,” jelasnya.
Baca juga: Peneliti: Pengolahan sagu modern di Maluku harus sejalan dengan budidaya
Kata Nia, cara berjualannya sejauh ini hanya di sekitaran rumah, dan melalui media sosial saja.
“Kami pakai facebook dan ig. Tapi in sya Allah kalau ada kesempatan kami akan buat stan untuk di tempat umum ya mungkin seperti di gong perdamaian, atau di tempat yang lain,” ujarnya.Nia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Maluku yang telah memeceahkan rekor muri dunia dengan menyajikan olahan makanan berbahan dasar sagu terbanyak ini.
“Dengan ini, alhamdulillah ya, akhirnya orang-orang bisa mengenal usaha kita. Mungkin banyak yang belum tahu kalau ternyata ada kerupuk berbahan sagu ini,” ucap Nia.521 sajian berbahan sagu ini berhasil memecehkan Rekor MURI di Lapangan Merdeka Kota Ambon.
Ratusan resep makanan berbahan dasar sagu ini merupakan hasil kreatifitas Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Maluku.
Baca juga: Mantap, Satgas TNI bantu warga di perbatasan Papua mengolah sagu
521 menu olahan sagu ini beraneka ragam. Mulai dari bakso yang tepungnya dibuat dari sagu, kue kering sagu, dimsum sagu tuma, kerupuk sagu, resoles sagu, sagu fla susu, dunkin sagu, cireng sagu, dan masih banyak lagi.
Tak hanya nama yang unik, Ibu-ibu TP PKK Maluku juga mempertimbangkan kadar gizi saat menciptakan olahan makanan ini.Tapi