Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong negara-negara anggota G20, termasuk Cina, untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
"Cina merupakan mitra dagang terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Saya berharap kedua negara dapat terus meningkatkan nilai perdagangan yang lebih berimbang di masa mendatang," kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Puan mengatakan hal itu saat bertemu dengan Wakil Ketua Komite Tetap National People’s Congress Republik Rakyat Cina Zhu Chen di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Puan mengapresiasi volume perdagangan antara Indonesia dan Cina, yang pada 2021 mencapai 110 miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan nilai terbesar dalam sejarah perdagangan kedua negara.
Dia juga menyambut baik investasi yang telah ditanamkan Cina ke Indonesia sehingga menempatkan negeri tirai bambu itu di peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia, dengan investasi langsung senilai 3,2 miliar dolar AS.
"Secara keseluruhan, saya menantikan upaya bersama kita dalam memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral kita di masa depan," tambahnya.
Baca juga: Kemenkominfo catat 1.337 jurnalis telah mendaftar peliputan KTT G20
Saat berbincang dengan Zhu Chen, Puan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengadaan vaksin COVID-19 dari Cina kepada Indonesia dalam penanganan dampak pandemi global. DPR mendorong terjalinnya kerja sama kedua negara dalam pengembangan vaksin COVID-19.
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh RRC terhadap Indonesia untuk menjadi hub manufaktur vaksin di kawasan. Kerja sama penanggulangan COVID-19 antara Indonesia dan RRC merupakan contoh ideal bagi setiap kerja sama yang proaktif dan dinamis," katanya.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu berharap kerja sama Cina dan Indonesia dapat dikembangkan pada jenis kerja sama bidang lain. Puan mendorong kedua negara menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan agar seimbang dan berkelanjutan.
"Hal ini untuk meningkatkan ekspor komoditi unggulan Indonesia dari sektor pertanian, seperti nanas dan perikanan ke Cina," jelasnya.
Puan juga menyinggung soal interaksi intensif yang terus terjalin antara pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara sejak dipelopori Presiden pertama RI Soekarno pada 1950. Menurut Puan, yang merupakan cucu Soekarno, kakeknya sangat terkesan dengan sambutan megah masyarakat Cina saat berkunjung di 1956.
Saat itu, lanjut Puan, Soekarno juga menegaskan dukungan bangsa Indonesia terhadap pengakuan Cina di PBB.
Oleh karena itu, Puan merasa senang dengan hubungan bilateral Indonesia dan Cina yang semakin solid. Apalagi, hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina pada Juli lalu menghasilkan kesepakatan arah umum pembangunan komunitas kedua negara.
"Terlebih setelah diresmikannya Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi pada Juni 2021, yang melakukan sinkronisasi dalam tiga aspek penting, yaitu aspek politik hukum dan HAM (hak asasi manusia), dan ekonomi, serta mekanisme pertukaran pelajar serta budaya," katanya.
Dengan adanya Mekanisme Dialog Kerja Sama Tingkat Tinggi tersebut, Puan berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina terus terjalin dan meningkat.
"Semoga peresmian ini dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, tidak hanya dalam ketiga bidang tersebut tapi juga dalam setiap aspek kerja sama antara Indonesia dan RRC," ujarnya.
"Cina merupakan mitra dagang terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Saya berharap kedua negara dapat terus meningkatkan nilai perdagangan yang lebih berimbang di masa mendatang," kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Puan mengatakan hal itu saat bertemu dengan Wakil Ketua Komite Tetap National People’s Congress Republik Rakyat Cina Zhu Chen di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Puan mengapresiasi volume perdagangan antara Indonesia dan Cina, yang pada 2021 mencapai 110 miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan nilai terbesar dalam sejarah perdagangan kedua negara.
Dia juga menyambut baik investasi yang telah ditanamkan Cina ke Indonesia sehingga menempatkan negeri tirai bambu itu di peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia, dengan investasi langsung senilai 3,2 miliar dolar AS.
"Secara keseluruhan, saya menantikan upaya bersama kita dalam memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral kita di masa depan," tambahnya.
Baca juga: Kemenkominfo catat 1.337 jurnalis telah mendaftar peliputan KTT G20
Saat berbincang dengan Zhu Chen, Puan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengadaan vaksin COVID-19 dari Cina kepada Indonesia dalam penanganan dampak pandemi global. DPR mendorong terjalinnya kerja sama kedua negara dalam pengembangan vaksin COVID-19.
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh RRC terhadap Indonesia untuk menjadi hub manufaktur vaksin di kawasan. Kerja sama penanggulangan COVID-19 antara Indonesia dan RRC merupakan contoh ideal bagi setiap kerja sama yang proaktif dan dinamis," katanya.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu berharap kerja sama Cina dan Indonesia dapat dikembangkan pada jenis kerja sama bidang lain. Puan mendorong kedua negara menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan agar seimbang dan berkelanjutan.
"Hal ini untuk meningkatkan ekspor komoditi unggulan Indonesia dari sektor pertanian, seperti nanas dan perikanan ke Cina," jelasnya.
Puan juga menyinggung soal interaksi intensif yang terus terjalin antara pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara sejak dipelopori Presiden pertama RI Soekarno pada 1950. Menurut Puan, yang merupakan cucu Soekarno, kakeknya sangat terkesan dengan sambutan megah masyarakat Cina saat berkunjung di 1956.
Saat itu, lanjut Puan, Soekarno juga menegaskan dukungan bangsa Indonesia terhadap pengakuan Cina di PBB.
Oleh karena itu, Puan merasa senang dengan hubungan bilateral Indonesia dan Cina yang semakin solid. Apalagi, hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina pada Juli lalu menghasilkan kesepakatan arah umum pembangunan komunitas kedua negara.
"Terlebih setelah diresmikannya Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi pada Juni 2021, yang melakukan sinkronisasi dalam tiga aspek penting, yaitu aspek politik hukum dan HAM (hak asasi manusia), dan ekonomi, serta mekanisme pertukaran pelajar serta budaya," katanya.
Dengan adanya Mekanisme Dialog Kerja Sama Tingkat Tinggi tersebut, Puan berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina terus terjalin dan meningkat.
"Semoga peresmian ini dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, tidak hanya dalam ketiga bidang tersebut tapi juga dalam setiap aspek kerja sama antara Indonesia dan RRC," ujarnya.
Baca juga: Menko Bidang Perekonomian sebut Forum P20 perlu diarahkan untuk selesaikan tantangan global