Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas 1 Ambon mencatat sebanyak 56 kejadian gempa bumi di wilayah Maluku dan sekitarnya selama sepekan mulai 8 - 15 Januari 2023.
Seismisitas di wilayah Maluku dan sekitarnya selama periode 6 - 15 Januari 2023 berjumlah 56 kejadian gempa bumi yang didominasi oleh gempa bumi menengah (60-300 km) terjadi di Laut Banda bagian selatan, Kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Senin.
Ia mengatakan, sebaran gempa bumi menengah merupakan rangkaian gempa bumi susulan dari Gempa Maluku berkekuatan 7,5.
Baca juga: BMKG bantah isu gempa dan tsunami di Maluku, begini penjelasannya
Dari 56 kejadian gempa bumi terjadi dua kali gempa bumi dirasakan dengan skala II-V MMI.
Terkait dengan gempa bumi susulan dari Gempa Maluku M=7.5, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan waspada.
Hingga saat ini tren dan kekuatan gempa susulan semakin menurun. Tercatat hingga hari ini telah terjadi 26 gempa bumi susulan.
"Gempa susulan dengan kekuatan terkecil M3,2 dan gempa bumi susulan ini tidak dirasakan," katanya.
Baca juga: BMKG catat 19 kali gempa susulan di Maluku
Gempa bumi tektonik bermagnitudo 7,5 pada Selasa, 10 Januari 2023 pukul 00.47 WIB, dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun). Daerah Dobo, Tiakur IV MMI.*
Baca juga: BMKG: Data historis mencatat 10 kali gempa merusak terjadi di Maluku