Ambon (ANTARA) - Sebanyak 400 personil gabungan TNI Polri telah mengamankan konflik antar warga di Kota Tual, Maluku, yang terjadi pada 31 Januari 2023 pukul 22.00 WIT malam.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol. M. Roem Ohoirat mengatakan, peristiwa konflik ini berawal pada 28 Januari 2023 lalu, di mana pemilik warung makan dianiaya oleh sekelompok orang mabuk dan tidak membayar. Akibat penganiayaan tersebut, keluarga korban tidak menerima sehingga terjadi permasalahan.
Kemudian pada 31 Januari 2023 pukul 22.00 WIT, salah seorang warga tiba-tiba terkena panah oleh orang yang tidak dikenal. Akibat dari kejadian itu, ada provokasi kelompok warga lainnya, lalu melakukan aksi penyerangan balik.“Jadi semalam itu ada seorang warga yang terkena panah kemudian memprovokasi warga lainnya, lalu terjadi penyerangan ke kelompok lain sehingga sampai dengan tadi pagi itu masih terjadi saling serang,” kata Roem di Ambon, Rabu.
Roem menyebutkan konflik antar warga ini mengakibatkan 13 korban luka-luka. Tiga di antaranya anggota Polri, dan 10 orang lainnya adalah masyarakat.
“Perlu juga saya jelaskan bahwa ada korban yang mengalami luka-luka di antaranya korban luka dari Polri ada 3 orang, dan dari warga ada 10 orang,” sebut Roem.
Saat ini, Polisi sudah berhasil menangkap tujuh orang pelaku pemicu bentrok antar warga di Tual tersebut. Mereka telah dijadikan sebagai tersangka.
Roem mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menahan diri dan tidak terprovokasi agar kasus bentrok warga ini tidak membesar.
“Sekali lagi kami Polda Maluku mengimbau kepada masyarakat apa lagi masyarakat Tual, Kei, itu dikenal sebagai masyarakat yang beradat, yang kental dengan adat istiadat, ada di sana hukum, dan semboyan-semboyan di sana. Mari kita jadikan pesan-pesan orang tua ini sebagai pandangan hidup sehingga tidak terprovokasi lagi dan kasus ini menjadi besar,” pintanya.
Ia juga berharap kepada masyarakat Tual yang ada daerah Maluku lainnya, agar tidak terprovokasi hingga membawa-bawa ke kelompok desa, suku, serta agama.
Sementara itu, Kapolres Kota Tual AKBP Prayudha Widiatmoko mengatakan, saat ini situasi sudah aman dan kondusif dan sudah bisa dikendalikan.
“Memang masih ada warga yang jaga-jaga. Tetapi kami pihak kepolisian dan pemerintah daerah (Pemda) sudah menyiapkan pos pengamanan di antara kedua belah pihak,” katanya.
Ia mengaku, selain 13 korban luka-luka, ada kerugian rumah terbakar, namun masih belum didata.
“Rumah terbakar masih belum didata. Nanti akan ada dinas yang mendatakan.
Kami masih fokus pengamanan di lapangan karena mengantisipasi terjadinya bentrok lagi,” ujarnya.