Ambon (ANTARA) - Ahli geologi dari Universitas Pattimura Ambon Dr. Robert Hutagalung menekankan pentingnya pengajaran pengetahuan mitigasi bencana gempa kepada siswa di sekolah-sekolah di wilayah Provinsi Maluku.
"Kita harus bersahabat dengan alam, di Maluku ini gempa bumi pasti terjadi, karena siklusnya berulang. Oleh sebab itu, pelajaran tentang mitigasi bencana harus diterapkan di sekolah-sekolah dimulai dari SD," kata Robert di Ambon, Kamis.
Pengajaran mitigasi bencana sejak dini, ia mengatakan, penting untuk meminimalkan risiko bencana alam seperti gempa bumi di wilayah Maluku.
"Waktu (gempa) 2019 kita lihat sampai ada yang meninggal karena panik loncat dari gedung atau terinjak-injak saat lari berhamburan dari sebuah gedung, itu karena mereka tidak mengetahui bagaimana mitigasi bencana. itu yang saya kira penting diajarkan untuk anak-anak kita di Maluku," katanya.
Baca juga: Ahli Geologi : Gempa Ambon berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya
Siswa sekolah, ia melanjutkan, antara lain bisa diajari langkah-langkah penyelamatan ketika terjadi gempa dan mereka sedang berada di dalam ruangan.
"Pertama, kalau ada meja ya sembunyi di bawah meja, sebisa mungkin lindungi kepala menggunakan benda-benda di sekitar," katanya.
Dengan bekal pengetahuan memadai mengenai mitigasi bencana, warga bisa melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain saat terjadi gempa sehingga korban bencana bisa diminimalkan.Baca juga: Disdik Ambon edukasi mitigasi bencana di sekolah, waspada bencana sejak dini
Robert menyampaikan bahwa wilayah Provinsi Maluku berada di jalur gempa yang membentang dari ujung Sumatera melewati selatan Pulau Jawa hingga Maluku dan Papua.
Kondisi yang demikian membuat Maluku rawan mengalami gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon mencatat 53 kejadian gempa bumi di wilayah Maluku selama periode 27 Januari sampai 2 Februari 2023.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon Djati Cipto Kuncoro mengatakan bahwa gempa yang terjadi selama kurun itu kebanyakan gempa bumi dangkal (<60 km) dengan magnitudo kurang dari 5.
Baca juga: BNPB - BPBD Maluku sosialiasi mitigasi dan penanganan dampak gempa di Ambon