Ambon (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Ambon menyatakan pihaknya membutuhkan 7.742 kantong darah sepanjang 2023 mengacu kepada jumlah populasi yang ada.
"Kota Ambon dengan total populasi 387.102 jiwa berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil membutuhkan sebanyak 7.742 kantong darah yang harus disiapkan pada 2023," ujar Kepala PMI Kota Ambon Edwin Pattikawa di Ambon, Kamis.
Angka kebutuhan darah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kebutuhan darah pada 2022, yakni sebesar 7.567 kantong darah.
Pasalnya jika mengacu pada standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah kebutuhan minimal darah adalah dua persen dari jumlah penduduk suatu wilayah.
Edwin mengatakan peningkatan stok kebutuhan kantong darah tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan dari Rumah sakit yang merawat pasien dari kabupaten lainnya di Maluku.
"Bukan hanya warga Ambon saja yang memperoleh darah dari unit kami, melainkan juga masyarakat yang berasal dari luar Pulau Ambon yang kebetulan di rawat disini Itulah alasan mengapa terjadi peningkatan," kata Edwin.
Sementara itu saat ini pihaknya masih terus melakukan aksi-aksi pengumpulan kantong darah melalui kegiatan donor darah di kota berjuluk manise itu.
Nantinya kantong-kantong darah yang dikumpulkan PMI Kota Ambon akan melalui beberapa tahapan sebelum sampai kepada orang yang membutuhkan.
Pertama, darah akan disimpan pada lemari pendingin untuk diuji dan diproses lebih lanjut, kemudian kantong-kantong darah tersebut akan disortir berdasarkan waktu darah disumbangkan untuk mendeteksi bila ada virus, bakteri atau potensi infeksi lainnya.
Setelah disortir berdasarkan waktu, pengolahan darah selanjutnya adalah memisahkan darah utuh menjadi tiga komponen yang dapat ditransfusi, yaitu sel darah merah, trombosit, atau plasma.
Setelah dipisahkan, masing-masing komponen darah disimpan dengan metode yang berbeda.
Sel darah merah, disimpan di dalam lemari es hingga 42 hari. Persediaan sel darah merah dapat digunakan untuk mereka yang mengidap anemia kronis akibat gagal ginjal atau pendarahan saluran cerna. Sel darah merah juga bisa digunakan untuk mengobati kelainan darah seperti penyakit sel sabit.
Sementara tiga komponen darah dari darah menjalani berbagai prosedur pengolahan, tabung sampel darah diuji dan diskrining untuk mendeteksi penyakit menular, seperti hepatitis dan HIV.
Pengujian tersebut membutuhkan waktu 24 jam dan bila positif terinfeksi, darah donor akan dibuang dan pendonor akan diberitahu jika terdapat infeksi.
Setelah darah yang didonorkan sampai di rumah sakit, dokter akan menentukan pasien mana yang memiliki kebutuhan paling mendesak untuk menerima darah tersebut, baru bisa ditransfusikan.