Ambon (Antara Maluku) - Saksofonis jazz Nicky Manuputty kembali tampil di Ambon, kali ini dalam konser bertajuk "Badonci Bersama Nicky Manuputty" yang digelar di teater tertutup Taman Budaya, Ambon, Selasa (22/2) malam.
Nicky tampil bersama Harry Anggoman (kibor),Don Pham (dram), Ribka Rachman (synthesizer), dan Bonar Abraham (bas).
Mengawali penampilannya, Nicky Manuputty membawakan dua lagu berirama smooth jazz tanpa jeda, yakni Summerday, dan Love And Praise The Day, yang membuat penonton langsung bertepuk tangan dan meneriakan namanya.
"Selamat malam, Ambon. Apa kabar? Beta (saya) senang bisa hadir di sini, bertemu dengan saudara-saudara semuanya," kata Nicky Manuputty.
Ia mengatakan, Badonci Bersama Nicky Manuputty adalah konser keduanya yang diselenggarakan oleh Yayasan Ruma Beta, sebelumnya dirinya pernah tampil, tahun 2011. Ia berharap bisa segera kembali lagi ke Ambon untuk menggelar workshop sexophone.
"Mudah-mudahan saya bisa kembali secepatnya ke sini untuk menggelar workshop. Siapa yang suka main sexophone? Saya rasa di sini semuanya jago tiup," ujarnya.
Sedikitnya delapan lagu dibawakan oleh musisi berdarah Maluku itu, lima di antaranya adalah tembang-tembang dalam album perdananya "My Story", yang dijadwalkan luncur di Jakarta, pada 2 Maret 2012.
Nicky Manuputty juga membawakan hits dari Daniel Bedingfield dalam album Gotta Get Thru This, yakni If You Are Not The One, dengan durasi yang lebih lama. Penonton terlihat tak berhenti bertepuk tangan mengikuti irama musik, beberapa di antaranya bahkan turut bergoyang.
Tak sampai di situ saja, pemusik yang dilahirkan di Belanda 33 tahun yang lalu itu, melanjutkan permainannya dengan lagu So Sick milik Ne-yo. Tembang begenre R&B tersebut dibawakannya dalam irama jazz.
Nicky Manuputty mengakhiri penampilannya dengan lagu pop daerah Maluku "Mama Bakar Sagu". Lagu tersebut dinyanyikan oleh tiga orang penonton yang spontan naik ke atas panggung ketika diajak untuk bernyanyi.
Badonci Bersama Nicky Manuputty adalah penampilan keempat sang saksofonis di Ambon. Sebelumnya ia pernah tampil di Ambon Jazz Plus Festival (AJPF) 2009 dan 2010, dan konser yang digelar oleh Yayasan Ruma Beta, 2011.
"My Story"
Menurut rencana, Nicky Manuputty akan meluncurkan album perdananya yang bertajuk "My Story" di ajang Java Jazz Festival, Jakarta, 2 Maret 2012.
"Rencananya album perdana saya akan diluncurkan di Java Jazz Festival, 2 Maret nanti," katanya.
Menurut dia, My Story berisi cerita suka - duka, perjalanan hidupnya ketika memutuskan meninggalkan Belanda dan memulai karirnya sebagai pemusik di Jakarta. Album tersebut dikerjakannya selama empat tahun.
My Story terdiri dari atas 10 lagu berirama smooth jazz, yakni Summerday, Love And Praise The Day, My Story, Smoothy, Do You Want It, Straight To The Skyline, My Only Love, Setia, Napasku, dan Inginku.
Tidak tampil sendiri, musisi berdarah Maluku itu, juga menggandeng penyanyi muda Matthew Sayerz di lagu Napasku, berkolaborasi dengan grup band Soulmate dalam "Setia", dan OLP pada "Inginku".
"Sudah enam tahun saya pindah dari Belanda ke Jakarta, kisah ini saya tuangkan dalam irama, dan dikerjakan selama empat tahun," katanya.
Nicky menjelaskan, proses penggarapan album perdananya dikerjakan sendiri olehnya, mulai dari penciptaan, aransemen, hingga produksi. Sedikit banyak permainan musiknya dipengaruhi oleh Kurt Willem, peniup saxophone dari penyanyi Whitney Houston.
"Album ini dikerjakan sendiri oleh saya. Kurt Willem yang paling banyak menginspirasi saya dalam bermusik," ujarnya.
Ia menambahkan, musik adalah jiwanya. Ia telah belajar bermusik, khususnya saxophone sejak berusia enam tahun, dibawah bimbingan sang ayah yang juga peniup saxophone di negeri kincir angin.
Ketika berusia 28 tahun, Nicky Manuputty memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya, dan mencoba peruntungan sebagai peniup saxophone di Jakarta.
"Kerja keras dan selalu terencana dengan baik adalah kunci dari kesuksesan seseorang," kata Nicky Manuputty.