Ambon (ANTARA) - Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Ambon mengemukakan bahwa Vietnam menjadi peminat tertinggi produk perikanan dari Maluku diantara negara ASEAN lainnya.
"Pada semester I 2023, komoditas perikanan hidup dan non hidup yang diekspor dari Maluku ke Vietnam mencapai 207 ton," ujar Kepala BKIPM Ambon M. Hatta Arisandi di Ambon, Selasa.
Hatta mengatakan meskipun angka itu tergolong menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 dengan 520 ton, namun diantara negara-negara ASEAN, Vietnam masih menempati urutan teratas sebagai negara pengimpor hasil perikanan dari Maluku.
Ia melanjutkan, berdasarkan nilainya Komoditas perikanan Maluku yang diekspor ke Vietnam dalam semester I tahun 2022 mencapai 4,21 juta dolar AS. Sedangkan pada periode yang pada tahun 2023 hanya senilai 1,56 juta dolar AS.
"Komoditas perikanan yang mendominasi itu yakni udang vannamei, kepiting bakau, ikan tuna, dan ikan Kerapuh," kata Hatta.
Negara ASEAN yang menjadi peminat tertinggi komoditas perikanan dari Maluku setelah Vietnam adalah Malaysia dengan jumlah 23 ton pada semester I 2022 dan 81 ton pada periode yang sama tahun 2023.
"Untuk Malaysia, berdasarkan tonase jika dipersentase terjadi peningkatan sebesar 247 persen," tuturnya.
Artinya pada semester I 2022 nilai ekspor produk perikanan hidup dan non hidup ke Malaysia hanya sebesar 86,98 ribu dolar AS sementara pada periode yang sama 2023 mencapai 408,52 ribu dolar AS.
Oleh sebab itu Hatta mengatakan pihaknya tengah berupaya meningkatkan minat negara-negara ASEAN lainnya terhadap komoditas perikanan dari Maluku.
"Peningkatan ekspor komoditas perikanan dari Maluku tidak terlepas dari kerja keras dan komitmen seluruh elemen BKIPM Ambon dan instansi terkait seperti Bea Cukai Ambon, Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku untuk memastikan kemudahan dalam proses perizinan dan Pelayanan ekspor dari Maluku," katanya menjelaskan.
Olehnya itu untuk percepatan pelayanan ekspor, BKIPM Ambon memiliki inovasi layanan publik diantaranya yaitu program jemput bola langsung kepada pelaku usaha melalui tim reaksi cepat tatihu.
Kemudian layanan sertifikasi ekspor 24 Jam dan Sistem Layanan Cepat Virtual (Silapatua) yang mampu menjangkau seluruh kabupaten dan kota di Maluku untuk kegiatan sertifikasi penerapan Program Manajamen Mutu Terpadu (PMMT)/HACCP dan penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB).
"Peningkatan ekspor perikanan di Maluku juga harus dibarengi dengan kualitas produk perikanan, untuk itu BKIPM Ambon juga memiliki peranan sebagai quality assurance yang memberikan jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan," kata dia.
BKIPM Ambon sebut Vietnam peminat tertinggi perikanan Maluku
Selasa, 22 Agustus 2023 19:46 WIB